Kamis, 07 Juni 2012

VITAMIN


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Vitamin
Semua orang mengetahui bahwa vitamin adalah salah satu unsur gizi dalam makanan yang sangat diburuhkan oleh tubuh. Tapi, apakah setiap orang mengetahui, apakah vitamin itu?Jika telah diberi pertanyaan seperti itu, maka orang- orang yang diberi pertanyaan tersebut akan bingung, dan mereka akan berfikir keras untuk mencari jawabannya.
Istilah vitamin pertama kali digunakan pada tahun 1912 Cashimir Funk di Polandia. Dalam upaya menemukan zat di dalam dedak beras yang mampu menyembuhkan penyakit beri- beri. Ia menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan sehari- hari. Zat ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung unsure nitrogen (amine). Pada penelitian selanjutnya ditemukan bahwa ada beberapa jenis vitamine yang tiidak merupakan amine. Oleh sebab itu, istilah “vitamine” kemudian diubah menjadi vitamin.1
Jadi, vitamin ialah zat- zat organik kompleks yang dibutuhkan daam jumlah sangat kecil yang pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Vitamin dalam arti luas adalah senyawa organik, bukan karbohidrat, lemak maupun protein, yang memiliki peranan vital uutuk berjalannya fungsi tubuh yang normal, meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil. Vitamin adalah zat gisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena berperan mambantu  proses metabolisme tubuh yang normal.
B.     Fungsi Utama Vitamin
Vitamin merupakan komponen minor, tetapi penting bagi bahan makanan. Keberadaan vitamin perlu dijaga selama pengolahan dan penyimpanan makanan. Secara umum, vitamin dibutuhan oleh tubuh untuk:
1.      Zat pengatur pertumbuhan
2.      Memelihara dan menjaga fungsi tubuh
3.      Sebagai koenzim
4.      Berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolism energi
C.    Klasifikasi Vitamin
Sebelum mengetahui susunan kimianya, vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin B ternyata terdiri dari beberapa unsur vitamin. Berdasarkan penelitian, ada 2 jenis vitamin, yaitu:
1)                  Vitamin Larut dalam Lemak
Vitamin larut lemak, memiliki manfaat faali tertentu di dalam tubuh. Sebagian besar vitamin ini diabsorpsi bersama lipida lain. Absorpsi ini membutuhkan cairan empedu dan pancreas.
a.      Sifat umum vitamin larut lemak
-          Larut dalam lemak dan pelarutnya
-          Kelebihan konsumsi yang dibutuhkan disimpan dalam tubuh
-          Dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu
-          Gejala defisiensi berjalan lambat
-          Tidak perlu selalu ada dalam makanan sehari- hari
-          Mempunyai precursor atau provitamin
-          Hanya mengandunng unsure C, H, dan O
-          Diabsorpsi melalui sistem limfe
-          Hanya dibutuhkan oleh organism kompleks
-          Beberapa jenis bersifat toksik pada jumlah relative rendah (6-10 x KGA)
b.      Klasifikasi Vitamin Larut Lemak
Vitamin larut lemak terdiri dari:
1.               Vitamin A
Vitamin A merupakan vitamin larut lemak pertama yang ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama generic yang menyatakan semua retinoid dan precursor / provitamin A/ karatenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. Vitamin A essensial untuk pemeliharaan dan kelangsungan hidup.
a.    Sifat Kimia Vitamin A
1.      Rusak oleh sinar ultraviolet dan oksidasi
2.      Tahan terhadap pemanasan cahaya dan alkali
b.   Fungsi Vitamin A
Vitamin A berfungsi untuk:
1.   Penglihatan
Kebutuhan vitamin A untuk penglihatan dapat dirasakan, bila kita dari ahaya terang di luar kemudian memasuki ruangan yang remang- remang cahayanya. Mata membutuhkan waktu untuk dapat melihat. Begitu pula bila ppada malam hari bertemu dengan mobil yang memasang lampu yang menyilaukan. Kecepatan mata beradaptasi setelah terkena cahaya terang berhubungan dengan vitamin A yang ada di dalam darah untuk membentuk rodopsin.

2.   Diferensiasi Sel
Diduga vitamin A, dalam bentuk asam retinoat memegang peranan aktif dalam kegiatan inti sel, dengan demikiandalam pengaturan factor penentu keturunan / gen yang berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitkan dengan perubahan perwujudan gen- gen tertentu. Sel- sel yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel- sel epitel khusus, terutama sel- sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mucus atau lendir.
3.   Fungsi Kekebalan
Vitamin A berpengarh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan. Mekkanisme sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B. Di samping kekurangan vitamin A dapat menurunkan respon antibody yang bergantung pada sel-T. sebaliknya infeksi dapat memperburuk kekurangan vitamin A.
4.   Pertumbuhan dan Perkembangan
5.   Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal dalam reproduksi pada tikus. Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan status vitamin A rebdah mampu hamil akan tetapi mengalami kesukaran atau keguguran dalam melahirkan. Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat untuk kebutuhan janin dan persiapan induk untuk menyusui.
6.   Pencegahan Kanker dan Penyakit Jantung
c.    Kebutuhan Vitamin A
Kebutuhan akan vitamin A dapat dipenuhi dengan memakan makanan yang kaya akan vitamin A, seperti hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan mentega.
Kebutuhan harian vitamin A dipenuhi dari 75% dari retinol (sebagai ester asam lemak, terutama retinil palmitat) dan 25% karotenoid dan karotenoid provitamin A lainnya . Berhubung pemutusan karotenoid sangat terbatas , paling sedikit dibutuhkan 6 g β-karoten untuk menghasilkan 1 g retinol
d.   Defisiensi Vitamin A
Defisiensi vitamin A menyebabkan:
1.      Buta Senja
2.      Perubahan pada mata
3.      Perubahan pada kulit
4.      Gangguan pertumbuhan
2.      Vitamin D
Vitamin D merupakan nama dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2)dan kolekalsiferol (vitamin D3). Keduanya buth radiasi sinar ultraviolet untuk mengubahnya ke dalam bentuk provitamin D2 dan D3.
a.       Ciri Vitamin D
1.   Peka terhadap cahaya dan oksigen
b.      Fungsi Vitamin D
Vitamin D berfungsi dalam m embantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan C, hormone- hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen, serta mineral- mineral kalsium, fosfor, magnesium dan flour.
c.       Sumber vitamin D
Kebutuhan akan vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari. Selain itu, vitamin D juga dapat diperoleh dari bahan makanan seperti ASI, susu sapi, minyak hati ikan, krim, keju, yogurt, kuning telur, telur utuh, mentega dan lain- lain. Berikut ini dapat kita lihat kandungan vitamin D dari berbagai bahan makanan:
Bahan makanan
µg
Bahan makanan
µg
Susu sapi
ASI
Tepung susu
Krim
Keju
Yogurt
Telur utuh
Kuning telur
Mentega
0,01-0,03
0,04
0,21
0,1-0,28
0,03-0,5
ss-0,04
1,75
4,94
0,76
Minyak hati ikan
Margarin dan sejenisnya
Daging sapi, biri- biri, babi
Unggas
Hati
Ikan air tawar
Ikan berlemak
Udang dan kerang
210
8,5-8,0
ss
ss
0,2-1,1
ss
ss-25
ss

d.      Defisiensi Vitamin D
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan seseorang mengalami riketsia atau kelainan pada tulang yang biasanya diderita oleh anak- anak. Riketsia terjadi karena pengerasan tulang terhambat sehingga tulang menjadi lembek, akibatnya kaki membengkok, ujung- ujung tulang panjang membesar, gigi terlambat keluar, pertumbuhan gigi tidak teratur dan mudah rusak. Pada orang dewasa dapat mengakibatkan osteomalasia yang biasanya terjadi pada wanita. Gangguan kesehatan ini juga dapat menyerang mereka yang menderita penyakit saluran cerna, hati, kantung empedu atau ginjal. Gangguan iini ditandai dengan melembeknya tulang, sehingga terjadi gangguan bentuk tulang, terutama pada kaki, tulang belakang, toraks dan pelvis.
3.   Vitamin E ( Tokoferol )
Vitamin E ditemukan setelah ditemukannya suatu zat larut lemak yang dapat mencegah keguguran dan sterilisasi pada tikus, tepatnya pada tahun 1922.
a.       Ciri Vitamin E
1.      Tidak berbau dan tidak berwaarna
2.      Larut dalam lemak dan sebagian besar pelarut organic.
3.      Bertindak sebagai antioksidan
4.      Tidak tahan alkali, sinar ultraviolet dan oksigen.
5.      Rusak bila bersentuhan dengan minyak tengik, timah dan besi.
b.      Fungsi Vitamin E
1.      Sebagai antioksidan
2.      Melindungi asam lemak jenuh ganda dan komponen membrane sel lain dari radikal bebas.
3.      Memelihara integritas membrane sel.
4.      Sintesis DNA
5.      Merangsang reaksi kekebalan
6.      Mencegah jantung koroner
7.      Mensegah keguguran dan sterilisasi
8.      Mencegah gangguan menstruasi
c.       Sumber Vitamin E
Vitamin E dapat diperoleh dari minyak tumbuhan- tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji- bijian.
d.      Akibat Kekurangan Vitamin E
Kekurangan vitamin E mnenyebabkan seseorang menderita hemosilis eritrosit dan sindrom neurologik.
4.   Vitamin K
Vitamin K ditemukan ada tahun 1939 setelah kasus pendarahan pada ayam. Dam dari Denmark, dengan dibantu Karrer, seorang ahli kimia Swiss berhasil mengisolasikan vitamin larut lemak yang dapat menyembuhkannya.
a.    Ciri Vitamin K
1.      Terdiri dari cincin 2- matilnaftakinon.
2.      Tahan terhadap panas.
3.      Tidak tahan terhadap alkali dan cahaya.
4.      Ralatif stabil terhadap suhu dan oksigen
b.   Fungsi Vitamin K
1.      Untuk proses pembekuan darah.
c.    Sumber Vitamin K
Vitamin K terdapat dalam sayuran berdaun seperti bayam, kol dan bunga kol. Semakin hijau sayuran, semakin tinggi vitamin K yang ada di dalamnya. Selain itu vitamin K juga bisa didapat dari hati dan ASI.
d.   Kekurangan Vitamin K
Kekurangan Vitamin K dapat menyebabkan darah sukar membeku, sehingga apabia terjadi luka atau operasi, terjadi pendarahan. Aspirin berlebihan dapat mencegah pembekuan darah normal dengan mengganggu pembentukan platelet dan factor- factor tergantung vitamin K.

2)      Vitamin Larut Air
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang banyak terlibat dalam membantu metabolism energi. Vitamin ini biasanya tidak disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah yang kecil. Karena itulah vitamin larut air perlu dikonsumsi setiap hari agar fungsi tubuh normal tidak terganggu.
a.      Sifat umum vitamin larut air
-       Tidak hanya tersusun atas unsure karbon, hidrgen dan oksigen
-       Tidak memiliki pprovitamin
-       Terdapat di semua jaringan
-       Sebagai prekusor enzim- enzim
-       Diserap dengan proses difusi biasa
-       Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh
-       Diekskresikan melalui urin
-       Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan
b.      Kalsifikasi Vitamin Larut Air
Vitamin larut air terdiri dari:
1.               Vitamin C
Vitamin  sering disebut sebagai fresh food vitamin, karena vitamin ini berasal dari buah- buahan dan sayuran, terutama buah yang segar. Vitamin ini berhasil ditemukan setelah timbulnya penyakit survy pada abad ke- 15. Penyakit yang banyak diderita oleh para pelaut ini menyebabkan penderitanya pucat, lelah berkepanjangan diikuti pendarahan gusi, pendarahan di bawah kulit, endema, tukak, hingga pada akhirnya menyebabkan kematian. Tahun 1750, Lind, dokter dari Skotlandia menemukan bahwa penyakit ini dapat diegah dengan memakan jeruk. Akhirnya pada tahun 1933 Haworth dan Hirst berhasil mensintesis zat antiskorbut dari jaringan adrenal, jeruk, dan kol sebagai asam askorbat.
a.       Sifat Kimia Vitamin C
1)   Kristal putih yang larut dalam air
2)   Dapat disintesa dari glukosa tubuh pada beberapa spesies
3)   Mudah rusak karena oksidasi terutama bila dipanaskan dengan larutan basa
4)   Bereaksi dengan ion metal Fe, Cu
b.      Fungsi vitamin C
1)   Untuk membentuk semen (kolagen)
2)   Membentuk Hb, yaitu mempengaruhi pelepasa Fe dari feritin sebagai Fe bebas
3)   Membantu konversi folic acid menjadi felonic acid pada megaloblastik anemia
4)   Metabolism tyrosin dan phenilalalyn
5)   Mencegah kanker dan penyakit jantung
c.       Kebutuhan vitamin C
Kebutuhan vitamin C yang normal bagi setiap orang adalah 18-25 mg/hari. Dalam kondisi RDA 75-100 mg/hari. Di Indonesia, kebutuhan vimanin C orang dewasa dan anak- anak berbeda. Orang dewasa membutuhkan vitamin C 70 mg/hari, sedangkan anak- anak membutuhkan 30 mg/hari. Kebutuhan vitamin C dipengaruhi oleh:
1)      Perokok (REQ > 50%)
2)      Udara dingin
3)      Pengobatan dengan parental feeding
4)      Kehamilan
5)      Laktasi
6)      Trauma / operasi
d.      Defisiensi vitamin C
1)   Pembengkakan gusi
2)   Petechia
3)   Echymose
2.               Vitamin B1 (Tiamin)
Struktur kimia dan sintesis tiamin pertama kali dilakukan oleh Williams dan Cline pada tahun 1936. Tiamin dalam bentuk Koenzim Tiamin Pirofosfat dan tirofosfat sangat memegang peranan essensial dalam transformasi energy, konduksi membrane dan saraf serta dalam sintesis pentosa dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin.
a.       Sifat kimia vitamin B1
1)         Kristal putih kekuningan yang larut dalam air
2)         Sedikit larut dalam etanol dan kebanyakan tidak larut dalam pelarut organik
3)         Stabil dalam asam meskipun dipanaskan
4)         Mudah dioksidasi
5)         Dalam perdagangan ditemukan dalam bentuk hidroklorida dan mononitrat
6)         Dalam jaringan hanya sedikit
b.      Fungsi Vitamin B1
Tiamin merupakan bagian dari TPP, yaitu koenzim yang dibutuhkan untuk metabolisme energi. System syaraf dan otot tergantung pada tiamin. Jadi, vitamin B1 berfungsi dalam mepertahankan system saraf normal.
c.       Kebutuhan Vitamin B1
Kebutuhan ini disesuaikan dengan kebutuhan kalori, minimal 0,2 – 0,4 mg / 1000 KAL. Di Indonesia vitamin B1 dibutuhkan sebanyak 0,5 mg / 1000 KAL.
d.      Defisiensi Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan:
1)         Penyakit beri- beri
3.   Vitamin B2
a.       Sifat- sifat
1)      Kristal kuning kehijauan, bentuk runcing
2)      Larut air, tahan panas
3)      Tak tahan sinar
4)      Stabil dalam lingkungan asam
5)      Tak tahan oksidasi
b.      Fungsi Vitamin B2
1)      Mengikat asam fosfat dan menjadi bagian dari dua jenis koenzim FMN dan FAD untuk kemudian membawa hydrogen dalam system transport electron dalam mitokondria dalam reaksi oksidasi- reduksi dalam sel.
2)      Metabolisme protein
3)      Sebagai koenzim untuk penghasil energi bagi tubuh manusia.
c.       Sumber Vitamin B2
Vitamin B2 bisa kita dapat dari susu, keju, sayuran berdaun, hati, kacang-kacangan, tomat, janur, khamir.
Nilai riboflavin dalam makanan:
Bahan makanan
mg
Bahan makanan
mg
Susu tanpa lemak
Hati ayam
Susu segar
Es krim
Keju putih
Kacang kedelai
Tahu
Daging sapi
Telur ayam
Telur bebek
Teri nasi kering
Udang
1,8
1,42
0,14
1,20
0,35
0,12
0,10
0,31
0,38
0,37
0,23
0,07
Kacang tanah
Kaang ijau
Jagung
Maizena
Ubi jalar merah
Tepung terigu
Beras
Buncis
Kangkung
Daun katuk
Bayam
Pisang ambon
0,20
0,15
0,12
0,09
0,08
0,07
0,04
0,40
0,36
0,31
0,10
0,10

d.      Defisiensi Vitamin B2
Kekurangan riboflavin merupakan penyakit yang umum di temui, tetapi dianggap ringan.pada pasien-pasien wanita yang mendapat ransum dengan riboflavin sangat rendah timbul penyakit yang disebut cbeilosisdengan gejala: retak-retak pada kulit di sudut-sudut mulut (bibir),kerak-kerak pada kulit, bibir, dan lidah,mulut semakin hari semakin sakit. Bisa juga menimbulkan keluhan pada mata seperti, berair, hipervaskularisasi, perih, gatal, seborrhoic dermatitis.
4.   Vitamin B3 ( Niasin)
Niasin Merupakan turunan dari pyridine dengan gugus karboksil pada posisi 3. Bentuk lain vitamin B3 adalah amida (nikotinamida) dengan gugus karboksil diganti dengan gugus karboksimida. Istilah niasin dan nikotinamida seringkali dipertukarkan karena mempunyai aktivitas vitamin yang sama tetapi tidak mempunyai efek fisiologis yang sama
a.       Ciri Niasin
1)      Berbentuk kristal putih
2)      Tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali dan oksidasi.
3)      Mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.
b.      Fungsi Niasin
1)      Sebagai koenzim yang dibutuhkan dalam reaksi oksidasi- reduksi pada glikolisis, metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana peranannya adalah melepas dan menerima atom hydrogen.
2)      Berperan dalam sintesi glikogen.
c.       Sumber Niasin
Setiap orang membutuhkan setidaknya 6,6 mg/1000 kcal MIN 13 mg/2000 kcal. Kebutuhan akan niasin dapat kita penuhi dari sumber makanan seperti hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kaang tanah. Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan. Untuk membuat taksirannya, maka dianggap rata- rata protein memiliki 1% triptofan. Berikut dapat kita lihat kandungan niasin dari beberapa bahan makanan:
Bahan makanan
mg
Bahan makanan
mg
Kacang tanah lokal
 Teri nasi kering
Sardin
Ikan kembung
Ikan bandeng
Ikan kembung
Ikan selar segar
Ikan tawes segar
Udang segar
Petis udang
13,0
9,7
7,6
6,5
5,8
2,2
2,9
2,4
2,2
2,2
Ayam
Daging babi
Daging sapi
Hati sapi
Hati ayam
Ginjal ( kambing )
Ginjal (sapi )
Beras
Tempe kacang kedelai
Kacang merah
8,0
8,6
4,5
12,0
10,0
8,2
6,7
3,0
3,6
2,0

d.      Defisiensi Niasin
Kekurangan niasin dapat menyebabkan Pellagra (penyakit kekurangan niasin), menunjukan gejala, seperti dermatitis, diare, sakit tenggorokan dan mulut. Gejala kekurangan niasin lainnya adalah kekurangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukan gejala dermatitis bilateral,khususnya pada daerah yang terkena sinsr matahari langsung.
5.   Vitamin B5 ( Asam Pantotenat )
Asam pantotenat ini ditemukan pada saat penelitian tentang faktor pertumbuhan anti dermatitis dalam khamir. Sintesis dilakukan pada tahun 1940.
a.       Ciri Asam Pantotenat
1)      Kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam keadaan larut daripada kering
2)      Mudah terurai oleh asam, alkali dan panas kering
3)      Dalam larutan netral tahan terhadap panas basah
4)      Disintesa oleh mikroorganisme dalam lumen usus
b.      Fungsi Asam Pantotenat
Fungsi utama asam antotenat adalah sebagai koenzim A, yang diperlukan dalam berbagai reaksi metabolisme sel. Sebagai bagian dari asetil KoA, asam pantotenat dalam berbagai reaksi yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat dan lipida, termasuk sintesis dan pemecahan asam lemak. Di samping berperan dalam siklus asam sitrat dan glukoneogenesis, KoA adalah akseptor gugus asetat untuk asam amino. Asam pantotenat terlibat pula dalam sintesis hormone steroid, kolesterol, fosfolipida dan porfirin yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.
c.       Sumber Asam Pantotenat
Sesuai dengan namanya, asam pantotenat terdapat di semua jaringan hewan dan tumbuh- tumbuhan. Sumber paling baik adalah hati, ginjal, kuning telur, khamir, daging, ikan, unggas, sereali utuh,dan kacang- kacangan.
d.      Defisiensi Asam Pantotenat
Defisiensi asam pantotenat ditandai dengan rasa tidak enak paada saluran cerna, kesemutan dan rasa panas pada kaki, muntah- muntah, diare yang timbul sekali- sekali, rasa lelah, dan susah tidur.
6.   Vitamin B6
Vitamin ini pertama kali ditemukan pada tahun 1934 oleh Gyorgy pada saat mengidentifikasi penyembuhan dermatitis bersisik. Vitamin B6 ini terdiri dari 3 bentuk, yaitu pirodiksin, yang biasa digunakan sebagai obat, pirodiksal dan pirodiksamin.
a.       Ciri Vitamin B6
1)      Kristal putih yang tidak berbau
2)      Larut air dan alkohol
3)      Tahan panas dalam keadaan asam
4)      Tidak begitu stabil dalam larutan alkali
5)      Tidak tahan cahaya
b.      Fungsi Vitamin B6
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah.
c.       Sumber Vitamin B6
Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah  gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang- kacangan, kentang dan pisang. Selain itu vitamin B6 juga terdapat dalam susu, telur, sayur dan buah.
d.      Defisiensi Vitamin B6
Kekurangan vitamin B6 biasanya ditandai dengan gejala yang berkaitan dengan gangguan metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur. Selanjutnya kekurangan vitamin B6 dapat mempengaruhi pertumbuhan, gangguan fungsi motorik dan kejang- kejang, anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut- sudut mulut dan kaki serta akibat yang paling fatal adalah kerusakan system saraf pusat.
7.   Biotin
Biotin disebut juga sebagai vitamin H.
a.       Ciri Biotin
1)      Larut dalam air
2)      Tahan panas
3)      Tak tahan asam / basa
4)      Koenzim dalam karbohidrat, protein dan lemak
b.      Fungsi Biotin
Biotin berperan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
c.       Sumber Biotin
Biotin dapat kita temukan di dalam hati, ragi, ginjal, gandum dan beras.
d.      Defisiensi Biotin
Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat muncul pada pasien rumah sakit yang menggunakan infuse. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti nafsu makan, mual, de4presi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan kepada pasien untuk mencegah defisiensi.
8.   Vitamin B12
Vitamin B12 terdiri dari berbagai jenis dan sianokobalamin hanya salah satunya. Sianokobalamin merupakan vitamer yang paling umum dari kelompok vitamin B12. Vitamin B12 yang lain yaitu hydroxocobalamin dihasilkan oleh bakteri dan berubah menjadi sianokobalamin pada saat pemurnian dengan menggunakan karbon aktif yang secara alami mengandung sianida sehingga terbentuk sianokobalamin.
a.       Ciri Vitamin B12
1)      Senyawa kompleks
2)      Kristal warna merah tua
3)      Stabil pada suhu kamar
4)      Diproduksi dari hasil fermentasi oleh bakteri  dan streptomycetes
5)      Tidak stabil pada kondisi alkali dan pereduksi
b.      Fungsi Vitamin B12
Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan metabolism sel-sel tulang. Vitamin B12 juga di butuhkan untuk melepas folat, sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah.
c.       Sumber Vitamin B12
Vitamin B12 hanya di temukan dalam daging hewan dan produk-produk hewani. Orang yang hanya makan sayuran dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur untuk satu harinya. Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan
semua semua produk dari hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah ditumbuhkan dalam liungkungan yang kaya akan vitamin B12.
d.      Defisiensi Vitamin B12
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang sebenarnya disebab oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi belum matang, yang menunjukan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan vitaminB12 juga dapat mempengaruhi system syaraf, mendorong kelumpuhan, selain itu juga dapat menyebabkan hiper sensitive pada kulit.
D.    Metabolisme Vitamin
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada tabel.
Tabel Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus
Jenis Vitamin
Mekanisme Penyerapan
Vitamin A, D, E, K dan beta-karoten
Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan dengan kilomikron, diserap melalui saluran limfatik.
Vitamin C
Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin)
Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam lumen usus banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin)
Difusi pasif
Niasin
Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin)
Difusi pasif
Folasin (Asam Folat)
Menggunakan Na+
Vitamin B12
Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari lambung.
Sumber : Muchtadi, 2009
E.     Kebutuhan Vitamin
Berdasarkan AKG, kebutuhan masing- masing vitamin adalah sebagai berikut:
Umur
(tahun)
A
(mg Retinol)a
D
(µg)b
E
(mg)c
K
(µg)d
C
(mg)
B1
(mg)
B2
(mg)
B3e
(mg)
B6
(µg)
Asam pantotenat
(mg)
Biotin
(µg)
B12
(µg)
<1
1-4
4-10
10-15
15-25
25-51
52-65
>65
Wanita hamil
Wanita menyu-sui
0,5-0,6
0,6
0,7- 0,8
0,9- 1,1
0,9-1,1
0,8-1,0
0,8-1,0
0,8-1,0
1,1

1,5
10
5
5
5
5
5
5
10
5

5
3-4
6
8-10
10-14
15
14
13
12
13

17
4-10
15
20-30
40-50
60-70
60-70
80
80
60

60
50-55
60
70-80
90-100
100
100
100
100
100

150
0,2-0,4
0,6
0,81,0
1,0-1,3
1,0-1,3
1,0-1,2
1,0-1,1
1,0
1,2

1,4
0,3-0,4
0,7
0,9-1,1
1,2-1,6
1,2-1,5
1,2-1,4
1,2-1,3
1,2
1,5

1,6
2-5
7
10-12
13-18
13-17
13-16
13-15
13
15

17
0,1-0,3
0,4
0,5-0,7
1,0-1,4
1,2-1,6
1,2-1,5
1,2-1,5
1,2-1,4
1,9

1,9
2-3
4
4-5
5-6
6
6
6
6
6

6
5-10
10-15
15-20
20-35
30-60
30-60
30-60
30-60
30-60

30-60
0,4-0,8
1,0
1,5-1,8
2,0-3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,5

4,0

  1. 1mg retinol = 1mg retinol ekivalen= 6 mg beta-karoten= 12 mg karotenoid vitamin a lain= 1,15 mg rans retinol asetat= 1,83 trans retinol polmitate (IU= 0,34 µg retinol)
  2. Elgokalsiferol = 1 IU= 0,025 µg
  3. Tokoferol ekivalen (ef 6,2.3,1)
  4. Phylloquiron (ef. 6,2.4)
e.       1 mg niasin equivalent= 60 mg triptopan.














BAB III
SIMPULAN

Dari penjelasan kami, dapat kami simpulkan bahwa vitamin adalah zat- zat organik kompleks yang dibutuhkan daam jumlah sangat kecil yang pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Vitamin dalam arti luas adalah senyawa organik, bukan karbohidrat, lemak maupun protein, yang memiliki peranan vital uutuk berjalannya fungsi tubuh yang normal, meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil. Vitamin adalah zat gisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena berperan mambantu  proses metabolisme tubuh yang normal.
Secara umum vitamin dapat kita golongkan ke dalam dua kelompok, yaitu vitamin larut air dan vitamin larut lemak. Vitamin larut air terdiri dari vitamin B (B1, B2, B3, B5, B6, B12, Biotin) dan vitamin C. Vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E, dan K. Kebutuhan vitamin setiap orang berbeda, tergantung pada umurnyaa. Pada wanita, kehamilan dan menyusui juga akan mempengaruhi kebutuhan vitaminnya.










1 komentar: