BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Vitamin
Semua
orang mengetahui bahwa vitamin adalah salah satu unsur gizi dalam makanan yang
sangat diburuhkan oleh tubuh. Tapi, apakah setiap orang mengetahui, apakah
vitamin itu?Jika telah diberi pertanyaan seperti itu, maka orang- orang yang
diberi pertanyaan tersebut akan bingung, dan mereka akan berfikir keras untuk
mencari jawabannya.
Istilah
vitamin pertama kali digunakan pada tahun 1912 Cashimir Funk di Polandia. Dalam
upaya menemukan zat di dalam dedak beras yang mampu menyembuhkan penyakit beri-
beri. Ia menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu
zat di dalam makanan sehari- hari. Zat ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan
mengandung unsure nitrogen (amine). Pada penelitian selanjutnya ditemukan bahwa
ada beberapa jenis vitamine yang tiidak merupakan amine. Oleh sebab itu,
istilah “vitamine” kemudian diubah menjadi vitamin.1
Jadi,
vitamin ialah zat- zat organik kompleks yang dibutuhkan daam jumlah sangat
kecil yang pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Vitamin dalam arti
luas adalah senyawa organik, bukan karbohidrat, lemak maupun protein, yang
memiliki peranan vital uutuk berjalannya fungsi tubuh yang normal, meskipun
dibutuhkan dalam jumlah kecil. Vitamin adalah zat gisi yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh, karena berperan mambantu proses metabolisme tubuh yang
normal.
B.
Fungsi Utama
Vitamin
Vitamin
merupakan komponen minor, tetapi penting bagi bahan makanan. Keberadaan vitamin
perlu dijaga selama pengolahan dan penyimpanan makanan. Secara umum, vitamin
dibutuhan oleh tubuh untuk:
1.
Zat
pengatur pertumbuhan
2.
Memelihara
dan menjaga fungsi tubuh
3.
Sebagai
koenzim
4.
Berperan
dalam beberapa tahap reaksi metabolism energi
C.
Klasifikasi
Vitamin
Sebelum
mengetahui susunan kimianya, vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E,
dan K). Vitamin B ternyata terdiri dari beberapa unsur vitamin. Berdasarkan
penelitian, ada 2 jenis vitamin, yaitu:
1)
Vitamin Larut
dalam Lemak
Vitamin
larut lemak, memiliki manfaat faali tertentu di dalam tubuh. Sebagian besar vitamin
ini diabsorpsi bersama lipida lain. Absorpsi ini membutuhkan cairan empedu dan
pancreas.
a.
Sifat umum
vitamin larut lemak
-
Larut
dalam lemak dan pelarutnya
-
Kelebihan
konsumsi yang dibutuhkan disimpan dalam tubuh
-
Dikeluarkan
dalam jumlah kecil melalui empedu
-
Gejala
defisiensi berjalan lambat
-
Tidak
perlu selalu ada dalam makanan sehari- hari
-
Mempunyai
precursor atau provitamin
-
Hanya
mengandunng unsure C, H, dan O
-
Diabsorpsi
melalui sistem limfe
-
Hanya
dibutuhkan oleh organism kompleks
-
Beberapa
jenis bersifat toksik pada jumlah relative rendah (6-10 x KGA)
b.
Klasifikasi
Vitamin Larut Lemak
Vitamin
larut lemak terdiri dari:
1.
Vitamin A
Vitamin
A merupakan vitamin larut lemak pertama yang ditemukan. Secara luas, vitamin A
merupakan nama generic yang menyatakan semua retinoid dan precursor /
provitamin A/ karatenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol.
Vitamin A essensial untuk pemeliharaan dan kelangsungan hidup.
a.
Sifat
Kimia Vitamin A
1.
Rusak
oleh sinar ultraviolet dan oksidasi
2.
Tahan
terhadap pemanasan cahaya dan alkali
b.
Fungsi
Vitamin A
Vitamin
A berfungsi untuk:
1.
Penglihatan
Kebutuhan
vitamin A untuk penglihatan dapat dirasakan, bila kita dari ahaya terang di
luar kemudian memasuki ruangan yang remang- remang cahayanya. Mata membutuhkan
waktu untuk dapat melihat. Begitu pula bila ppada malam hari bertemu dengan
mobil yang memasang lampu yang menyilaukan. Kecepatan mata beradaptasi setelah
terkena cahaya terang berhubungan dengan vitamin A yang ada di dalam darah
untuk membentuk rodopsin.
2.
Diferensiasi
Sel
Diduga
vitamin A, dalam bentuk asam retinoat memegang peranan aktif dalam kegiatan
inti sel, dengan demikiandalam pengaturan factor penentu keturunan / gen yang
berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada diferensiasi sel terjadi perubahan
dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitkan dengan perubahan perwujudan
gen- gen tertentu. Sel- sel yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah
sel- sel epitel khusus, terutama sel- sel goblet, yaitu sel kelenjar yang
mensintesis dan mengeluarkan mucus atau lendir.
3.
Fungsi
Kekebalan
Vitamin
A berpengarh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan. Mekkanisme
sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B. Di samping kekurangan vitamin A dapat
menurunkan respon antibody yang bergantung pada sel-T. sebaliknya infeksi dapat
memperburuk kekurangan vitamin A.
4.
Pertumbuhan
dan Perkembangan
5.
Reproduksi
Vitamin
A dalam bentuk retinol dan retinal dalam reproduksi pada tikus. Pembentukan
sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan perkembangan janin
dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan
status vitamin A rebdah mampu hamil akan tetapi mengalami kesukaran atau
keguguran dalam melahirkan. Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat untuk
kebutuhan janin dan persiapan induk untuk menyusui.
6.
Pencegahan
Kanker dan Penyakit Jantung
c.
Kebutuhan
Vitamin A
Kebutuhan
akan vitamin A dapat dipenuhi dengan memakan makanan yang kaya akan vitamin A,
seperti hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan mentega.
Kebutuhan
harian vitamin A dipenuhi dari 75% dari retinol (sebagai ester asam lemak,
terutama retinil palmitat) dan 25% karotenoid dan karotenoid provitamin A
lainnya . Berhubung pemutusan
karotenoid sangat terbatas , paling sedikit dibutuhkan 6 g β-karoten untuk
menghasilkan 1 g retinol
d.
Defisiensi
Vitamin A
Defisiensi
vitamin A menyebabkan:
1.
Buta
Senja
2.
Perubahan
pada mata
3.
Perubahan
pada kulit
4.
Gangguan
pertumbuhan
2.
Vitamin D
Vitamin
D merupakan nama dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2)dan
kolekalsiferol (vitamin D3). Keduanya buth radiasi sinar ultraviolet untuk
mengubahnya ke dalam bentuk provitamin D2 dan D3.
a.
Ciri
Vitamin D
1.
Peka
terhadap cahaya dan oksigen
b.
Fungsi
Vitamin D
Vitamin
D berfungsi dalam m embantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin
A dan C, hormone- hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen, serta
mineral- mineral kalsium, fosfor, magnesium dan flour.
c.
Sumber
vitamin D
Kebutuhan
akan vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari. Selain itu, vitamin D juga
dapat diperoleh dari bahan makanan seperti ASI, susu sapi, minyak hati ikan,
krim, keju, yogurt, kuning telur, telur utuh, mentega dan lain- lain. Berikut
ini dapat kita lihat kandungan vitamin D dari berbagai bahan makanan:
Bahan makanan
|
µg
|
Bahan makanan
|
µg
|
Susu sapi
ASI
Tepung susu
Krim
Keju
Yogurt
Telur utuh
Kuning telur
Mentega
|
0,01-0,03
0,04
0,21
0,1-0,28
0,03-0,5
ss-0,04
1,75
4,94
0,76
|
Minyak hati
ikan
Margarin dan
sejenisnya
Daging sapi,
biri- biri, babi
Unggas
Hati
Ikan air tawar
Ikan berlemak
Udang dan
kerang
|
210
8,5-8,0
ss
ss
0,2-1,1
ss
ss-25
ss
|
d.
Defisiensi
Vitamin D
Kekurangan
vitamin D dapat menyebabkan seseorang mengalami riketsia atau kelainan pada
tulang yang biasanya diderita oleh anak- anak. Riketsia terjadi karena
pengerasan tulang terhambat sehingga tulang menjadi lembek, akibatnya kaki
membengkok, ujung- ujung tulang panjang membesar, gigi terlambat keluar,
pertumbuhan gigi tidak teratur dan mudah rusak. Pada orang dewasa dapat mengakibatkan
osteomalasia yang biasanya terjadi pada wanita. Gangguan kesehatan ini juga
dapat menyerang mereka yang menderita penyakit saluran cerna, hati, kantung
empedu atau ginjal. Gangguan iini ditandai dengan melembeknya tulang, sehingga
terjadi gangguan bentuk tulang, terutama pada kaki, tulang belakang, toraks dan
pelvis.
3.
Vitamin E (
Tokoferol )
Vitamin
E ditemukan setelah ditemukannya suatu zat larut lemak yang dapat mencegah
keguguran dan sterilisasi pada tikus, tepatnya pada tahun 1922.
a.
Ciri
Vitamin E
1.
Tidak
berbau dan tidak berwaarna
2.
Larut
dalam lemak dan sebagian besar pelarut organic.
3.
Bertindak
sebagai antioksidan
4.
Tidak
tahan alkali, sinar ultraviolet dan oksigen.
5.
Rusak
bila bersentuhan dengan minyak tengik, timah dan besi.
b.
Fungsi
Vitamin E
1.
Sebagai
antioksidan
2.
Melindungi
asam lemak jenuh ganda dan komponen membrane sel lain dari radikal bebas.
3.
Memelihara
integritas membrane sel.
4.
Sintesis
DNA
5.
Merangsang
reaksi kekebalan
6.
Mencegah
jantung koroner
7.
Mensegah
keguguran dan sterilisasi
8.
Mencegah
gangguan menstruasi
c.
Sumber
Vitamin E
Vitamin
E dapat diperoleh dari minyak tumbuhan- tumbuhan, terutama minyak kecambah
gandum dan biji- bijian.
d.
Akibat
Kekurangan Vitamin E
Kekurangan
vitamin E mnenyebabkan seseorang menderita hemosilis eritrosit dan sindrom
neurologik.
4.
Vitamin K
Vitamin
K ditemukan ada tahun 1939 setelah kasus pendarahan pada ayam. Dam dari
Denmark, dengan dibantu Karrer, seorang ahli kimia Swiss berhasil
mengisolasikan vitamin larut lemak yang dapat menyembuhkannya.
a.
Ciri
Vitamin K
1.
Terdiri
dari cincin 2- matilnaftakinon.
2.
Tahan
terhadap panas.
3.
Tidak
tahan terhadap alkali dan cahaya.
4.
Ralatif
stabil terhadap suhu dan oksigen
b.
Fungsi
Vitamin K
1.
Untuk
proses pembekuan darah.
c.
Sumber
Vitamin K
Vitamin
K terdapat dalam sayuran berdaun seperti bayam, kol dan bunga kol. Semakin
hijau sayuran, semakin tinggi vitamin K yang ada di dalamnya. Selain itu
vitamin K juga bisa didapat dari hati dan ASI.
d.
Kekurangan
Vitamin K
Kekurangan
Vitamin K dapat menyebabkan darah sukar membeku, sehingga apabia terjadi luka
atau operasi, terjadi pendarahan. Aspirin berlebihan dapat mencegah pembekuan
darah normal dengan mengganggu pembentukan platelet dan factor- factor
tergantung vitamin K.
2)
Vitamin Larut
Air
Sebagian
besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang banyak terlibat
dalam membantu metabolism energi. Vitamin ini biasanya tidak disimpan di dalam
tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah yang kecil. Karena itulah
vitamin larut air perlu dikonsumsi setiap hari agar fungsi tubuh normal tidak
terganggu.
a.
Sifat umum
vitamin larut air
-
Tidak
hanya tersusun atas unsure karbon, hidrgen dan oksigen
-
Tidak
memiliki pprovitamin
-
Terdapat
di semua jaringan
-
Sebagai
prekusor enzim- enzim
-
Diserap
dengan proses difusi biasa
-
Tidak
disimpan secara khusus dalam tubuh
-
Diekskresikan
melalui urin
-
Relatif
lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan
b.
Kalsifikasi
Vitamin Larut Air
Vitamin larut
air terdiri dari:
1.
Vitamin
C
Vitamin
sering disebut sebagai fresh food vitamin, karena vitamin ini berasal
dari buah- buahan dan sayuran, terutama buah yang segar. Vitamin ini berhasil
ditemukan setelah timbulnya penyakit survy
pada abad ke- 15. Penyakit yang banyak diderita oleh para pelaut ini
menyebabkan penderitanya pucat, lelah berkepanjangan diikuti pendarahan gusi,
pendarahan di bawah kulit, endema, tukak, hingga pada akhirnya menyebabkan
kematian. Tahun 1750, Lind, dokter dari Skotlandia menemukan bahwa penyakit ini
dapat diegah dengan memakan jeruk. Akhirnya pada tahun 1933 Haworth dan Hirst
berhasil mensintesis zat antiskorbut dari jaringan adrenal, jeruk, dan kol
sebagai asam askorbat.
a. Sifat
Kimia Vitamin C
1) Kristal
putih yang larut dalam air
2) Dapat
disintesa dari glukosa tubuh pada beberapa spesies
3) Mudah
rusak karena oksidasi terutama bila dipanaskan dengan larutan basa
4) Bereaksi
dengan ion metal Fe, Cu
b. Fungsi
vitamin C
1)
Untuk membentuk semen (kolagen)
2) Membentuk
Hb, yaitu mempengaruhi pelepasa Fe dari feritin sebagai Fe bebas
3) Membantu
konversi folic acid menjadi felonic acid pada megaloblastik anemia
4) Metabolism
tyrosin dan phenilalalyn
5) Mencegah
kanker dan penyakit jantung
c. Kebutuhan
vitamin C
Kebutuhan vitamin C yang normal bagi setiap orang
adalah 18-25 mg/hari. Dalam kondisi RDA 75-100 mg/hari. Di Indonesia, kebutuhan
vimanin C orang dewasa dan anak- anak berbeda. Orang dewasa membutuhkan vitamin
C 70 mg/hari, sedangkan anak- anak membutuhkan 30 mg/hari. Kebutuhan vitamin C
dipengaruhi oleh:
1) Perokok
(REQ > 50%)
2) Udara
dingin
3) Pengobatan
dengan parental feeding
4) Kehamilan
5) Laktasi
6) Trauma
/ operasi
d. Defisiensi
vitamin C
1) Pembengkakan
gusi
2) Petechia
3) Echymose
2.
Vitamin B1
(Tiamin)
Struktur
kimia dan sintesis tiamin pertama kali dilakukan oleh Williams dan Cline pada
tahun 1936. Tiamin dalam bentuk Koenzim Tiamin Pirofosfat dan tirofosfat sangat
memegang peranan essensial dalam transformasi energy, konduksi membrane dan
saraf serta dalam sintesis pentosa dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin.
a.
Sifat
kimia vitamin B1
1)
Kristal
putih kekuningan yang larut dalam air
2)
Sedikit
larut dalam etanol dan kebanyakan tidak larut dalam pelarut organik
3)
Stabil
dalam asam meskipun dipanaskan
4)
Mudah
dioksidasi
5)
Dalam
perdagangan ditemukan dalam bentuk hidroklorida dan mononitrat
6)
Dalam
jaringan hanya sedikit
b.
Fungsi
Vitamin B1
Tiamin merupakan bagian dari TPP,
yaitu koenzim yang dibutuhkan untuk metabolisme energi. System syaraf dan otot
tergantung pada tiamin. Jadi, vitamin B1 berfungsi dalam mepertahankan system
saraf normal.
c.
Kebutuhan
Vitamin B1
Kebutuhan
ini disesuaikan dengan kebutuhan kalori, minimal 0,2 – 0,4 mg / 1000 KAL. Di
Indonesia vitamin B1 dibutuhkan sebanyak 0,5 mg / 1000 KAL.
d.
Defisiensi
Vitamin B1
Kekurangan
vitamin B1 dapat menyebabkan:
1)
Penyakit
beri- beri
3.
Vitamin B2
a.
Sifat-
sifat
1)
Kristal
kuning kehijauan, bentuk runcing
2)
Larut
air, tahan panas
3)
Tak
tahan sinar
4)
Stabil
dalam lingkungan asam
5)
Tak
tahan oksidasi
b.
Fungsi
Vitamin B2
1)
Mengikat
asam fosfat dan menjadi bagian dari dua jenis koenzim FMN dan FAD untuk
kemudian membawa hydrogen dalam system transport electron dalam mitokondria
dalam reaksi oksidasi- reduksi dalam sel.
2)
Metabolisme
protein
3)
Sebagai
koenzim untuk penghasil energi bagi tubuh manusia.
c.
Sumber
Vitamin B2
Vitamin
B2 bisa kita dapat dari susu, keju, sayuran berdaun, hati, kacang-kacangan,
tomat, janur, khamir.
Nilai
riboflavin dalam makanan:
Bahan makanan
|
mg
|
Bahan makanan
|
mg
|
Susu tanpa
lemak
Hati ayam
Susu segar
Es krim
Keju putih
Kacang kedelai
Tahu
Daging sapi
Telur ayam
Telur bebek
Teri nasi
kering
Udang
|
1,8
1,42
0,14
1,20
0,35
0,12
0,10
0,31
0,38
0,37
0,23
0,07
|
Kacang tanah
Kaang ijau
Jagung
Maizena
Ubi jalar
merah
Tepung terigu
Beras
Buncis
Kangkung
Daun katuk
Bayam
Pisang ambon
|
0,20
0,15
0,12
0,09
0,08
0,07
0,04
0,40
0,36
0,31
0,10
0,10
|
d.
Defisiensi
Vitamin B2
Kekurangan riboflavin merupakan
penyakit yang umum di temui, tetapi dianggap ringan.pada pasien-pasien wanita
yang mendapat ransum dengan riboflavin sangat rendah timbul penyakit yang
disebut cbeilosisdengan gejala: retak-retak pada kulit di sudut-sudut mulut
(bibir),kerak-kerak pada kulit, bibir, dan lidah,mulut semakin hari semakin
sakit. Bisa juga menimbulkan keluhan pada mata seperti, berair,
hipervaskularisasi, perih, gatal, seborrhoic dermatitis.
4.
Vitamin B3 (
Niasin)
Niasin
Merupakan turunan dari pyridine dengan gugus karboksil pada posisi 3. Bentuk
lain vitamin B3 adalah amida (nikotinamida) dengan gugus karboksil diganti
dengan gugus karboksimida. Istilah niasin dan nikotinamida seringkali
dipertukarkan karena mempunyai aktivitas vitamin yang sama tetapi tidak
mempunyai efek fisiologis yang sama
a.
Ciri
Niasin
1)
Berbentuk
kristal putih
2)
Tahan
terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali dan oksidasi.
3)
Mudah
diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.
b.
Fungsi
Niasin
1)
Sebagai
koenzim yang dibutuhkan dalam reaksi oksidasi- reduksi pada glikolisis,
metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana
peranannya adalah melepas dan menerima atom hydrogen.
2)
Berperan
dalam sintesi glikogen.
c.
Sumber
Niasin
Setiap
orang membutuhkan setidaknya 6,6 mg/1000 kcal MIN 13 mg/2000 kcal. Kebutuhan
akan niasin dapat kita penuhi dari sumber makanan seperti hati, ginjal, ikan,
daging, ayam dan kaang tanah. Sebagian besar protein hewani kaya akan
triptofan. Untuk membuat taksirannya, maka dianggap rata- rata protein memiliki
1% triptofan. Berikut dapat kita lihat kandungan niasin dari beberapa bahan
makanan:
Bahan makanan
|
mg
|
Bahan makanan
|
mg
|
Kacang tanah
lokal
Teri nasi kering
Sardin
Ikan kembung
Ikan bandeng
Ikan kembung
Ikan selar
segar
Ikan tawes
segar
Udang segar
Petis udang
|
13,0
9,7
7,6
6,5
5,8
2,2
2,9
2,4
2,2
2,2
|
Ayam
Daging babi
Daging sapi
Hati sapi
Hati ayam
Ginjal ( kambing
)
Ginjal (sapi )
Beras
Tempe kacang
kedelai
Kacang merah
|
8,0
8,6
4,5
12,0
10,0
8,2
6,7
3,0
3,6
2,0
|
d.
Defisiensi
Niasin
Kekurangan
niasin dapat menyebabkan Pellagra (penyakit kekurangan
niasin), menunjukan gejala, seperti dermatitis, diare, sakit tenggorokan dan
mulut. Gejala kekurangan niasin lainnya adalah kekurangan nafsu makan, lemah,
pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukan gejala dermatitis
bilateral,khususnya pada daerah yang terkena sinsr matahari langsung.
5.
Vitamin B5 (
Asam Pantotenat )
Asam
pantotenat ini ditemukan pada saat penelitian tentang faktor pertumbuhan anti
dermatitis dalam khamir. Sintesis dilakukan pada tahun 1940.
a.
Ciri
Asam Pantotenat
1)
Kristal
putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam keadaan larut daripada kering
2)
Mudah
terurai oleh asam, alkali dan panas kering
3)
Dalam
larutan netral tahan terhadap panas basah
4)
Disintesa
oleh mikroorganisme dalam lumen usus
b.
Fungsi
Asam Pantotenat
Fungsi
utama asam antotenat adalah sebagai koenzim A, yang diperlukan dalam berbagai
reaksi metabolisme sel. Sebagai bagian dari asetil KoA, asam pantotenat dalam
berbagai reaksi yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat dan lipida,
termasuk sintesis dan pemecahan asam lemak. Di samping berperan dalam siklus
asam sitrat dan glukoneogenesis, KoA adalah akseptor gugus asetat untuk asam
amino. Asam pantotenat terlibat pula dalam sintesis hormone steroid,
kolesterol, fosfolipida dan porfirin yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin.
c.
Sumber
Asam Pantotenat
Sesuai
dengan namanya, asam pantotenat terdapat di semua jaringan hewan dan tumbuh-
tumbuhan. Sumber paling baik adalah hati, ginjal, kuning telur, khamir, daging,
ikan, unggas, sereali utuh,dan kacang- kacangan.
d.
Defisiensi
Asam Pantotenat
Defisiensi
asam pantotenat ditandai dengan rasa tidak enak paada saluran cerna, kesemutan
dan rasa panas pada kaki, muntah- muntah, diare yang timbul sekali- sekali,
rasa lelah, dan susah tidur.
6.
Vitamin B6
Vitamin
ini pertama kali ditemukan pada tahun 1934 oleh Gyorgy pada saat
mengidentifikasi penyembuhan dermatitis bersisik. Vitamin B6 ini terdiri dari 3
bentuk, yaitu pirodiksin, yang biasa
digunakan sebagai obat, pirodiksal dan
pirodiksamin.
a.
Ciri
Vitamin B6
1)
Kristal
putih yang tidak berbau
2)
Larut
air dan alkohol
3)
Tahan
panas dalam keadaan asam
4)
Tidak
begitu stabil dalam larutan alkali
5)
Tidak
tahan cahaya
b.
Fungsi
Vitamin B6
Vitamin
B6 berperan dalam metabolisme asam
amino dan asam lemak. Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino
nonesensial. Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah.
c.
Sumber
Vitamin B6
Vitamin
B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk,
kacang- kacangan, kentang dan pisang. Selain itu vitamin B6 juga terdapat dalam
susu, telur, sayur dan buah.
d.
Defisiensi
Vitamin B6
Kekurangan
vitamin B6 biasanya ditandai dengan gejala yang berkaitan dengan gangguan
metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur.
Selanjutnya kekurangan vitamin B6 dapat mempengaruhi pertumbuhan, gangguan
fungsi motorik dan kejang- kejang, anemia, penurunan pembentukan antibodi,
peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut- sudut mulut dan kaki serta
akibat yang paling fatal adalah kerusakan system saraf pusat.
7.
Biotin
Biotin
disebut juga sebagai vitamin H.
a.
Ciri
Biotin
1)
Larut
dalam air
2)
Tahan
panas
3)
Tak
tahan asam / basa
4)
Koenzim
dalam karbohidrat, protein dan lemak
b.
Fungsi
Biotin
Biotin berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
c.
Sumber
Biotin
Biotin
dapat kita temukan di dalam hati, ragi, ginjal, gandum dan beras.
d.
Defisiensi
Biotin
Kekurangan biotin jarang terjadi,
tetapi dapat muncul pada pasien rumah sakit yang menggunakan infuse. Hal ini
dapat menyebabkan gejala seperti nafsu makan, mual, de4presi, kelemahan dan
kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan kepada pasien untuk mencegah defisiensi.
8.
Vitamin B12
Vitamin
B12 terdiri dari berbagai jenis dan sianokobalamin hanya salah satunya. Sianokobalamin
merupakan vitamer yang paling umum dari kelompok vitamin B12. Vitamin B12 yang
lain yaitu hydroxocobalamin dihasilkan oleh bakteri dan berubah menjadi
sianokobalamin pada saat pemurnian dengan menggunakan karbon aktif yang secara
alami mengandung sianida sehingga terbentuk sianokobalamin.
a.
Ciri Vitamin B12
1)
Senyawa kompleks
2)
Kristal warna merah tua
3)
Stabil pada suhu kamar
4)
Diproduksi dari hasil fermentasi oleh
bakteri dan streptomycetes
5)
Tidak stabil pada kondisi alkali dan
pereduksi
b.
Fungsi Vitamin B12
Vitamin B12 berperan penting pada
saat pembelahan sel yang berlangsung dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara
lapisan yang mengelilingi dan melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan
normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan metabolism sel-sel
tulang. Vitamin B12 juga di butuhkan untuk melepas folat, sehingga dapat
membantu pembentukan sel-sel darah merah.
c.
Sumber Vitamin B12
Vitamin B12 hanya di temukan dalam
daging hewan dan produk-produk hewani. Orang yang hanya makan sayuran dapat
melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan menambah
konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau
satu butir telur untuk satu harinya. Untuk seorang vegetarian yang tidak
memakan
semua semua produk dari hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah ditumbuhkan dalam liungkungan yang kaya akan vitamin B12.
semua semua produk dari hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah ditumbuhkan dalam liungkungan yang kaya akan vitamin B12.
d.
Defisiensi Vitamin B12
Kekurangan vitamin B12 dapat
menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang sebenarnya disebab oleh kekurangan
folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel
darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi belum
matang, yang menunjukan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan vitaminB12 juga
dapat mempengaruhi system syaraf, mendorong kelumpuhan, selain itu juga dapat
menyebabkan hiper sensitive pada kulit.
D.
Metabolisme Vitamin
Vitamin yang
larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh,
melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu
vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh
sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut
setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk
hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak
berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia.
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan
membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin
larut lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang
dikonsumsi.
Vitamin
diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan
prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air.
Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding
usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem
limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan
ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan
ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus
diperlihatkan pada tabel.
Tabel Proses dan Mekanisme
Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus
Jenis Vitamin
|
Mekanisme
Penyerapan
|
Vitamin A, D, E,
K dan beta-karoten
|
Dari micelle,
secara difusi pasif, digabungkan dengan kilomikron, diserap melalui saluran
limfatik.
|
Vitamin C
|
Difusi pasif
(lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)
|
Vitamin B1
(Tiamin)
|
Difusi pasif
(apabila jumlahnya dalam lumen usus sedikit), dengan bantuan Na+
(bila jumlahnya dalam lumen usus banyak).
|
Vitamin B2
(Riboflavin)
|
Difusi pasif
|
Niasin
|
Difusi pasif
(menggunakan Na+)
|
Vitamin B6
(Piridoksin)
|
Difusi pasif
|
Folasin (Asam
Folat)
|
Menggunakan Na+
|
Vitamin B12
|
Menggunakan
bantuan faktor intrinsik (IF) dari lambung.
|
Sumber : Muchtadi, 2009
E.
Kebutuhan
Vitamin
Berdasarkan
AKG, kebutuhan masing- masing vitamin adalah sebagai berikut:
Umur
(tahun)
|
A
(mg Retinol)a
|
D
(µg)b
|
E
(mg)c
|
K
(µg)d
|
C
(mg)
|
B1
(mg)
|
B2
(mg)
|
B3e
(mg)
|
B6
(µg)
|
Asam pantotenat
(mg)
|
Biotin
(µg)
|
B12
(µg)
|
<1
1-4
4-10
10-15
15-25
25-51
52-65
>65
Wanita hamil
Wanita menyu-sui
|
0,5-0,6
0,6
0,7- 0,8
0,9- 1,1
0,9-1,1
0,8-1,0
0,8-1,0
0,8-1,0
1,1
1,5
|
10
5
5
5
5
5
5
10
5
5
|
3-4
6
8-10
10-14
15
14
13
12
13
17
|
4-10
15
20-30
40-50
60-70
60-70
80
80
60
60
|
50-55
60
70-80
90-100
100
100
100
100
100
150
|
0,2-0,4
0,6
0,81,0
1,0-1,3
1,0-1,3
1,0-1,2
1,0-1,1
1,0
1,2
1,4
|
0,3-0,4
0,7
0,9-1,1
1,2-1,6
1,2-1,5
1,2-1,4
1,2-1,3
1,2
1,5
1,6
|
2-5
7
10-12
13-18
13-17
13-16
13-15
13
15
17
|
0,1-0,3
0,4
0,5-0,7
1,0-1,4
1,2-1,6
1,2-1,5
1,2-1,5
1,2-1,4
1,9
1,9
|
2-3
4
4-5
5-6
6
6
6
6
6
6
|
5-10
10-15
15-20
20-35
30-60
30-60
30-60
30-60
30-60
30-60
|
0,4-0,8
1,0
1,5-1,8
2,0-3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,5
4,0
|
- 1mg
retinol = 1mg retinol ekivalen= 6 mg beta-karoten= 12 mg karotenoid
vitamin a lain= 1,15 mg rans retinol asetat= 1,83 trans retinol polmitate
(IU= 0,34 µg retinol)
- Elgokalsiferol
= 1 IU= 0,025 µg
- Tokoferol
ekivalen (ef 6,2.3,1)
- Phylloquiron
(ef. 6,2.4)
e.
1
mg niasin equivalent= 60 mg triptopan.
BAB III
SIMPULAN
Dari penjelasan
kami, dapat kami simpulkan bahwa vitamin adalah zat- zat organik kompleks yang
dibutuhkan daam jumlah sangat kecil yang pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh
tubuh. Vitamin dalam arti luas adalah senyawa organik, bukan karbohidrat, lemak
maupun protein, yang memiliki peranan vital uutuk berjalannya fungsi tubuh yang
normal, meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil. Vitamin adalah zat gisi yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena berperan mambantu proses metabolisme
tubuh yang normal.
Secara umum
vitamin dapat kita golongkan ke dalam dua kelompok, yaitu vitamin larut air dan
vitamin larut lemak. Vitamin larut air terdiri dari vitamin B (B1, B2, B3, B5,
B6, B12, Biotin) dan vitamin C. Vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D,
E, dan K. Kebutuhan vitamin setiap orang berbeda, tergantung pada umurnyaa.
Pada wanita, kehamilan dan menyusui juga akan mempengaruhi kebutuhan
vitaminnya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus