MUTU
KEHIDUPAN KERJA PEGAWAI
DISUSUN
OLEH:
SISKA RAHMADIYANI
DELVI
JULIANTI
LESTARI
UTAMI
MEGA
DEFRITA
MUTIARA
FEBRINA FRIANDESS
RAHMA
GIA FITRI
RESHANOVIA
RABIATUL A
SONIA
RAMADA MUSTIKA
DOSEN
PEMBIMBING: ANFERI DEVITRA, SKM, MARS
S- I KESEHATAN MASYARAKAT
STIKes
PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2011/2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
ucapkan kepada Allah SWT, karena penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Mutu
Kehidupan Kerja ”.
Tanpa rida dan kasih sayang serta petunjuk dari- Nya mustahil makalah ini dapat
kami rampungkan.
Makalah ini kami susun
untuk memenuhi tugas kami pada mata kuliah Manajemen Sumbaer Daya Manusia. Juga
harapan kami, dengan dirampungkannya makalah ini, akan mempermudah pembaca
untuk mempelajari tentang pentingnya mutu kehidupan kerja pegawai dalam
meningkatkan produktivitas.
Sesuai
kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, kami mengharapkan saran dan kritik,
dari para pembaca, guna kesempurnaan dimasa mendatang.
|
Bukittinggi, Juni 2012
Penulis
|
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
………………………………………………………………………………….. xi
BAB
I PENDAHULUAN …………...………………………………………………………….. 1
1.1 Latar
Belakang ………………………………………………………………...………… 1
1.2 Tujuan
…………………………………………………………………...………………. 2
1.3 Ruang
Lingkup ……………………………………………………...…………………… 2
BAB
II PEMBAHASAN ………………….……………………………………………………. 3
2.1 Definisi
Mutu Kehidupan kerja ……….………………………………………………… 3
2.2 Ciri-
Ciri Mutu Kehidupan Kerja………………………………………………………… 5
2.3 Faktor
yang Memprngaruhi Mutu Kehidupan Kerja ……………...…………………….. 6
2.4 Sasaran
Mutu Kehidupan Kerja ……………………………………………...………….. 7
2.5 Upaya
Peningkatan Mutu Kehidupan Kerja ……………………………….....…………. 8
2.6 Mutu
Kehidupan Kerja dan Produktivitas ………………………………………...…….. 8
BAB
III PENUTUP ………………………………………………..………………………….. 10
3.1 Simpulan
……………………………………………………………………………….. 10
3.2 Saran
…………………………………………………………..……………………….. 10
Daftar Pustaka
………………………………………………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia yang
berkualitas dalam suatu organisasi pada saat ini merupakan suatu hal yang
sangat penting yang harus diperhatikan. Terlebih lagi ketika tantangan
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya yang dirasakan semakin komplek menjadi
suatu keharusan memiliki barisan sumberdaya manusia yang handal.
Keinginan organisasi atau
perusahaan untuk memiliki keunggulan bersaing menuntut mereka untuk
meningkatakan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya, sedangkan kualitas
sumberdaya manusia banyak ditentukan oleh sejauh mana sistem yang berlaku
sanggup menunjang dan memuaskan keinginan karyawan maupun perusahaan. Untuk mewujudkan
sumber yang berkualitas tersebut tidak akan terlepas dari keberhasilan pihak
manajemen organisasi untuk menciptakan kondisi Quality of Work Life yang
positif.
Dalam kaitannya dengan
pencapaian tugas peningkatan SDM, maka peran dari manajemen SDM adalah sangat
penting. Melalui manajemen SDM aspek prestasi dapat lebih diarahkan secara
efektif dan efisien, khususnya berkaitan dengan tujuan organisasi. Suatu
organisasi akan mencapai prestasi tertentu jika organisasi tersebut dapat
menciptakan suatu kerja yang dapat memotiviasi individu-individu dan kelompok,
serta menumbuhkan kreatifitas dan inisiatif. Suasana kerja sebagaimana
tergambar di atas akan menciptakan kualitas kehidupan kerja (Quality of Work
Life) yang kondusif bagi tercapainya tujuan organisasi. Logika ini didasarkan
bahwa Quality of Work Life seseorang berhubungan dengan beberapa perilaku, baik
di dalam maupun di luar pekerjaan. Peningkatan kualitas kehidupan kerja
seseorang dapat memberikan positive feeling yang lebih besar, peningkatan
komitmen terhadap organisasi, dan
akhirnya peningkatan komitmen, kualitas kehidupan kerja yang akan
mengurangi tingkat absensi dan turn over.
Quality of Work Life merupakan
suatu bentuk filsafat yang diterapkan oleh manajemen dalam mengelola organisasi
pada umumnya dan sumberdaya manusia khususnya. Sebagai filsafat Quality of Work
Life merupakan cara pandang manajemen tentang manusia, karyawan dan organisasi.
Unsur-unsur pokok dalam filsafat tersebut ialah; kepedulian manajemen tentang
dampak pekerjaan pada manusia, efektifitas organisasi serta pentingnya para
karyawan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, terutama yang
menyangkut pekerjaan, karier, penghasilan dan “nasib” mereka dalam pekerjaan.
Sangat penting untuk mengetahui bahwa Quality of Work Life tidak terbatas pada
isi suatu pekerjaan akan tetapi “memanusiakan” lingkungan kerja dengan mengakui
dan menghargai harkat dan martabat manusia.
Quality of Work Life ( Mutu
Kehidupan Kerja ) telah lahir sejak 25 tahun yang lalu. Hal ini disebabkan
karena semakin berkembangnya keprihatinan, kesehatan, dan produktivitas pekerja
di Amerika dan kelompok pekerja otonom di Eropa. Pada tahun 1969- 1973 University of Michigan mengadakan survey
kualitas ketenagakerjaan dan pengaruh total pengalaman kerja individu .
Program Quality of Work Life
telah dipandang sebagai suatu cara untuk meningkatkan produktivitas serta
meningkatkan kualitas output melalui partisipasi serta keterlibatan karyawan
dalam pengambilan keputusan. Wujud aktual dari terciptanya Quality of Work Life
suatu organisasi akan memberikan suasana yang kondusif bagi karyawan.
1.2
TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan
tujuan agar kita semua bias memahami pentingnya kualitas kehidupan bekerja
dalam kehidupan sehari- hari untuk menunjang produktivitas kita, terutama bagi
para pekerja.
1.3
RUANG LINGKUP
Dalam makalah ini penulis mebahas mengenai:
a.
Definisi mutu
kehidupan kerja
b.
Faktor yang
mempengaruhi mutu kehidupan kerja
c.
Ciri- cirri
mutu kehidupan kerja
d.
Upaya
peningkatan mutu kehidupan kerja
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
MUTU KEHIDUPAN KERJA
Dalam
mendefinisikan mutu, ada beberapa pendapat yang berbeda. Berikut definisi mutu
menurut para ahli ( Suardi,2003,p.2-3):
a.
Menurut Philip
B. Crosby
Mutu adalah kesesuaian dengan
persyaratan atau spesifikasi.
b.
W. Edwards
Deming
Mutu berarti mencapai penyempurnaan
secara terus menerus.
c.
Joseph M. Juran
Mutu adalah kecocokan
penggunaan produk terhadap kepuasan pelanggan.
d.
K. Ishikawa
Mutu adalah kepuasan pelanggan.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa mutu ( kualitas ) adalah kemampuan suatu produk untuk
memenuhi kepuasan pelanggan sesuai denngan persyaratan ataupun pengharapan
pelanggan.
Mutu tak hanya
digunakan untuk menentukan kepuasan seseorang terhadap benda, namun mutu juga
digunakan untuk menyatakan kepuasan seseorang terhadap jasa/ pelayanan yang
diberikan, misalnya mutu kehidupan kerja.
Kualitas
kehidupan kerja merupakan suatu konsep atau filsafat manajemen dalam rangka
perbaikan kualitas sumber daya manusia yang telah dikenal sejak dekade tujuh
puluhan. Pada saat itu kualitas kehidupan kerja diartikan secara sempit yaitu
sebagaiteknik manajemen yang mencakup gugus kendali mutu, perkayaan pekerjaaan,
suatu pendekatan untuk bernegosiasi dengan serikat pekerja, upaya manajemen
untuk memelihara kebugaran mental para karyawan, hubungan industrial yang
serasi, manajemen yang partisipatif dan salah satu bentuk intervensi dalam
pengembangan organisasional (French et al, 1990 dalam Noor Arifin, 1999). Dalam perkembangan selanjutnya kualitas
kehidupan kerja merupakan salah satu bentuk filsafat yang diterapkan oleh
manajemen dalam mengelola organisasi pada khususnya dan sumber daya manusia
khususnya.
Menurut Davis dan
Newstom yang dialih bahasakan oleh Agus Dharma ( 1985: 53 ) menyatakan bahwa, “
Kualitas kehidupan kerja mengacu pada menyenangkan tidaknya lingkungan pekerjaan
bagi orang- orang. Tujuan pokoknya adalah mengembangkan lingkungan kerja yang
baik bagi orang- orang dan produksi. ”
Pendapat lainnya
juga diungkapkan oleh Richard E. Walton yang dikutip oleh Stan Kossen (1986:
533) mengemukakan bahwa: “ Quality work of
life is a generic phrase that a person’s feeling about ever dimention of
security, working condition, organizational,and interpersonal relationship and
its instrinstic meaning in a person
life.”
Kutipan di atas
menjelaskan bahwa kualitas kehidupan kerja merupakan silah umum yang meliputi
perasaan seseorang yang meliputi setiap dimensi dari termasuk di dalamnya upah,
kekuntungan, keamanan, kondisi kerja organisasi dan relasi antar individu yang
mana semuanya memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang.
Lebih lanjut,
Siagian (1996 : 320) menyatakan bahwa, “Sebagai suatu konsep mutu kehidupan
berkarya dapat dikatakan sebagai upaya yang sistematis dalam kehidupan
organisasional melalui mana para pekerja turut diberi kesempatan untuk
menemukan cara mereka bekerja dan yang mereka berikan kepada organisasi dalam
rangka menapai tujuan dan berbagai sasarannya.
Menurut Davis dan
Newstrom dalam Faozan (2006:13) mengemukakan pandangannya bahawa:
Kualitas kehidupan
kerja menghasilkan lingkungan kerja yang lebih manusiawi. Kualitas kehidupan
kerjaberupaya memenuhi kebutuhan tingkat tinggi karyawan dan kebutuhan mereka
yang lebih pokok. Pendekatan ini berusaha un tuk lebih mendayagunakan
keterampilan karyawan dan menyediakan lingkungan yang mendrong mereka untuk
lebih meningkatkan keterampilannya. Gagasannya adalah karena karyawan merupakan
sumber daya manusia yang perlu dikembangkan, bukan hanya sekedar digunakan.
Kualitas kehidupan
kerja juga dapat diartikan
sebagai suatu sistem pendekatan
pada perencanaan kerja dan
menjadikan pengembangan didalam
era peningkatan kerja yang luas. Kualitas kehidupan kerja
tidak hanya suatu pendekatan yang luas terhadap peningkatan kerja,
tapi juga merupakan
suatu bidang indisipliner
penelitian dan tindakan yang
menggabungkan psikologi dan sosiologi
industri, teori organisasi dan
pengembangan motivasi, serta
teori kepemimpinan. ( Dhany Surya Puspita, 2006 ).
Adapun definisi
lain dari QWL yaitu suatu cara
berpikir tentang orang- orang, pekerjaan dan organisasi. (Lena Ellitan dalam
Urgensi QWL dalam Membangun Organisasi Berbasis Keterlibatan : Suatu Tinjauan
Konseptual ).
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja merupakan hal yang menjadi perhatian
yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Kualitas kehidupan kerja
diharapkan dapat memberikan dampak yang baik dalam sebuah organisasi terutama
dalam menjalin hubungan yang baik dan kerjasama antar indivu dalam organisasi
tersebut.
2.2 CIRI-
CIRI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA
Ciri- cirri kualitas kehidupan kerja menurut Garry
Gesser yang diterjemahkan oleh Dharma (1992:476) mengemukakan bahwa:
a)
Perlakuan yang
fair, adil dan sportif terhadap pegawai.
Maksudnya adalah setiap pegawai memiliki hak yang
sama, adil dan merata dalam pengembangan dan peningkatan kualitas mereka.
b)
Adanya
kesempatan bagi pegawai untuk menggunakan kemampuan secara penuh dan kesemapatn
untuk mewujudkan diri yaitu untuk menjadikan mereka merasa mampu untuk
meujudkannya.
Maksudnya, setiap pegawai mempunyai hak yang sama
untuk menyelesaikan tugas, diberikan pekerjaan khusus dan pendelegasian atas
suatu wewenang atau tugas.
c)
Adanya
komunikasi yang terbuka dan saling percaya antar individu dalam organisasi.
Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting
dalam sebuah organisasi. Untuk itu, komunikasi yang baik, sikap terbuka dan
rasa saling percaya antar anggota organisasi, baik itu antara atasan dan
bawahan atau sebalinya, antara bawahan dengan bawahan, sangatlah pentiing demi
menunjang kelancaran kegiatan dalam suatu organisasi.
d)
Setiap pegawai
berperan aktif dan mereka mempunyai kesempatan untuk mengambil keputusan
penting yang melibatkan pekerjaan mereka.
e)
Kompensasi yang
cukup dan adil.
Kehidupan kerja juga dipengaruhi oleh kompensasi
yang diberikan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Hal ini juga akan member
pengaruh untuk memotivasi pegawai agar meningkatkan kualitas kerjanya.
f)
Lingkungan aman
dan sehat.
Kenyamanan dan kesehatan di lingkungan kerja juga
sangat diperhatikan. Lingkungan yang sangat tidak kondusif akan member dampak
negative terhadap kualitas kehidupan kerja.
Albrecht (1985:81) menyatakan
bahwa dari segi kebutuhan, keinginan dan nilai pekerja secara perorangan
kualitas kehidupan kerja itu paling sedikit terdiri atas aspek- aspek berikut:
a.
Pekerjaan yang
patut dikerjakan, yaitu pekerjaan yang akan memberikan manfaat yang sesuai
dengan tujuan organisasi yang mendayagunakan karyawan, baik dari segi kemauan,
kemampuan, pengetahuan dan keterampilannya.
b.
Kondisi kerja
yang memadai, baik secara fisik maupun psikologis yang akan mempengaruhi
kinerja karyawan.
c.
Upah dan
keuntungan yang memadai sebagai imbalan atas usaha karyawan.
d.
Jaminan kerja
e.
Supervisi yang
positif, yang mendukung dan menyetujui.
f.
Umpan balik atas hasil pekerjaan seseorang
g.
Kesempatan
untuk tumbuh dan berkembang dalam keterampilan kerja dan pertanggung jawaban.
h.
Kesemapatan
untuk wajar maju berasarkan perkembangan.
i.
Iklim sosial
yang positif.
j.
Keadilan dan
perlakuan yang wajar bagi setiap orang.
2.3 FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA
Banyak hal yang
memengaruhi kualitas kehidupan kerja seseorang, baik itu secara internal maupun
eksternal. Secara internal misalnya, kualitas kehidupan kerja dipengaruhi oleh
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh SDM. Secara eksternal, kualitas
kehidupan kerja dapat dipengaruhi oleh iklim sosial di lingkungan kerja serta
motivasi dari lingkungan utnuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja itu
sendiri.
Menurut V.R Rao
yang dikutip oleh Yudo Swasono dan Endang S (1993: 27) mengidentifikasi 4
kondisi yang mempengaruhi kualitas kehidupan kerja:
a)
Security (keamanan),
termasuk kesehatan, keamanan kerja dan pertumbuhannya.
b)
Equity (kesamarataan),
termasuk kesamaan pendapat pada jenis pekerjaan yang serupa baik di dalam
organisasi itu sendiri maupun di dalam organisasi lain, kesamarataan,
kesejahteraan, kondisi kerja dan lain- lain.
c)
Pengembanagan
individu melalui peningkatan kemampuan, peningkaatan kesamarataan,
kesejahteraan, dan lain- lain.
d) Demokrasi,
adanya kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Menurut Richard
Walton yang dikutip oleh Stan Kossen (1986:237) mengemukakan faktor utama yang
mempengaruhi kualitas kehidupan kerja yaitu:
a.
Kompensasi yang
wajar.
b.
Kondisi kerja
yang aman dan sehat.
c.
Kesempatan
untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia.
d.
Kesempatan
untuk pertumbuhan dan jaminan yang seimbang.
e.
Perasaan
termasuk dalam satu kelompok.
f.
Hak- hak
karyawan.
g.
Kerja dan ruang
kerja keseluruhan.
h.
Relevansi
sosial kehidupan kerja.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas kehidupan kerja
adalah kebutuhan, keinginan dan nilai- nilai dari pegawai.
2.4 SASARAN
KUALITAS KEHIDUPAN KERJA
Menurut Gitosudarmo (2000:56)
sasaran dari kualitas kehidupan kerja terdiri atas 4 unsur, yaitu:
a.
Program
kualitas kehidupan kerja menciptakan kehidupan kerja yang lebih demokratis di
mana setiap orang memiliki suara terhadap sesuatu yang mempengaruhi
kehidupannya.
b.
Mencoba
memberikan andi imbalan financial
dari organisasi sehingga setiap orang mendapatkan manfaat kerjasama yang lebih
besar, produktivitas yang lebih besar, dan profitabilitas yang tinggi.
c.
Mencoba mencari
cara untuk menciptakan keamana kerja yang lebih besar dengan meningkatkan daya
hidup organisasi dan lebih meningkatakan hak pegawai.
d.
Mencoba
meningkatkan pengembangan individu dengan menciptakan kondisi yang mendukung
terhadap pertumbuhan pribadi.
Kuliatas kehidupan kerja
mengungkapkan pentingnya penghargaan terhadap manusia dalam lingkungan
kerjanya. Kualitas kehidupan kerja akan membawa kehidupan kerja pada iklim
kerja agar organisasi secara teknis dan manusiawi membawa pada kualitas
kehidupan kerja yang lebih baik.
2.5 UPAYA
PENINGKATAN MUTU KEHIDUPAN KERJA
Kualitas kehidupan kerja merupakan
hal yang sangat penting dalam organisasi untuk menciptakan, mengembangkan dan
memelihara hubungan baik antara manajemen dan para pegawai dalam melaksanakan
pekerjaannya. Pemeliharaan hubungan yang harmonis merupakan salah satu aspek
penting untuk menciptakan perlakuan yang manusiawi dalam lingkungan kerja.
Para karyawan ingin harkat dan
martabatnya diakui, artinya manajemen harus memberikan perhatian yangs serius
dalam berbagai aspek sosio- psikologis pekerjaan dan tidak terbatas pada aspek
materi dalam berbagai bentuk imbalan terhadap kinerja pegawai.
Hubungan yang baik dengan
pegawai ini akan memberikan kepuasan dan kesenangan pegawai terhadap lingkungan
kerja, sehingga mereka juga akan berusaha untuk meningkatkan produktivitas
mereka dalam bekerja.
Agar mencapai sasarannya, peningkatan
kualitas kehidupan pekerja harus melibatkan para pegawai dari berbagai aspek
pendekatan. Di samping itu perlu dilakukannya pemerkayaan kerja dengan dibantu
lingkungan kerja yang kondusif dan pola komunikasi yang efektif. Bentuk
peningkatan kualitas kehidupan kerja yang dapat dilakukan adalah:
a.
Sistem
komunikasi kepegawaian
b.
Keterlibatan
pegawai
c.
Pemerkayaan
pekerjaan
d.
Lingkungan
kerja yang kondusif.
2.6 MUTU
KEHIDUPAN KERJA DAN PRODUKTIVTAS
Sumber daya manusia merupakan
faktor yang sangat berharga, maka
perusahaan bertanggungjawab untuk memelihara kualitas kehidupan kerja dan membina tenaga kerja agar bersedia
memberikan sumbangannya secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan (
Pruijt, 2003 ).
Produktivitas merupakan hal yang menyangkut secara umum hubungan antara
hasil nyata maupun fisik atau perbandingan antara hasil keluaran dan masukan.
(Siningan,2008,p.12) . Pada dasarnya, peningkatan produktivitas dapat diperoleh
dengan mengoptimalkan input produksi
yang digunakan dengan kondisi output
konstan (jumlah) atau mengoptimalkan jumlah output dengan kondisi input tetap.
Produktivitas dipengaruhi oleh motivasi seseorang dalam bekerja. Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja adala kondisi
kualitas kehidupan kerja. Kualitas kehidupan kerja yang baik, akan meningkatkan
motivasi karyawan, sehingga produktivitas dapat meningkat, seperti yang telah penulis
paparkan pada pembahasan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Kualitas kehidupan
kerja menghasilkan lingkungan kerja yang lebih manusiawi. Kualitas kehidupan
kerjaberupaya memenuhi kebutuhan tingkat tinggi karyawan dan kebutuhan mereka
yang lebih pokok. Pendekatan ini berusaha un tuk lebih mendayagunakan
keterampilan karyawan dan menyediakan lingkungan yang mendrong mereka untuk
lebih meningkatkan keterampilannya. Gagasannya adalah karena karyawan merupakan
sumber daya manusia yang perlu dikembangkan, bukan hanya sekedar digunakan.
Kualitas kehidupan
kerja merupakan hal yang menjadi perhatian yang sangat penting dalam sebuah
organisasi. Kualitas kehidupan kerja diharapkan dapat memberikan dampak yang
baik dalam sebuah organisasi terutama dalam menjalin hubungan yang baik dan
kerjasama antar indivu dalam organisasi tersebut.
Kualitas kerja itu
sendiri dipengaruhi oleh keinginan, harapan dan nilai- nilai yang dimiliki oleh
pegawai, dalam upaya mereka untuk ikut terlibat dalam segala aspek dalam
organisasi sebagai suatu upaya untuk meningktakan dan mengembangkan
produktivitas mereka.
Kuliatas kehidupan kerja
mengungkapkan pentingnya penghargaan terhadap manusia dalam lingkungan
kerjanya. Kualitas kehidupan kerja akan membawa kehidupan kerja pada iklim
kerja agar organisasi secara teknis dan manusiawi membawa pada kualitas
kehidupan kerja yang lebih baik.
Kualitas kehidupan
kerja yang baik, akan meningkatkan motivasi karyawan, sehingga produktivitas
dapat meningkat, seperti yang telah penulis paparkan pada pembahasan sebelumnya.
3.2
SARAN
Setiap organisasi hendaknya mampu
mencpatakan kualitas kehidupan kerja yang baik demi mencapai tujuan yang
diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Husnawati, Ari. 2006. Analisis Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Dan Kepuasan Kerja Sebagai
Intervening Variabel (Studi Pada PERUM Pegadaian Kanwil VI Semarang).
Universitas Diponegoro
Meditek, Vol. 10 No.
27, Januari- April
Sanjaya, Agus Rinda. 2010.
Pengaruh Total Quality Management
Terhadap Quality Of Work Life Pada Karyawan Dealer Yamaha Mulia Pabelan
Kartasura. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
http://www.damandiri.or.id/file/sitimahmodaunairaddbabi.pdf
http://etd.eprints.ums.ac.id/7365/1/B100030260.pdf
http://repository.upi.edu/operator/upload/d_adp_019791_chapter1.pdf
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/mbis/2010/jiunkpe-ns-s1-2010-31406178-16771-banyuwangi-chapter2.pdf
http://www.ukrida.ac.id/jkunukr/jou/fema/2002/jkunukr-ns-jou-2002-na00000199-1358-qwl-resource5.pdf
http://training.umy.ac.id/pluginfile.php/193/mod_folder/content/1/sdm/Quality%2520of%2520Work%2520Life.doc%3Fforcedownload%3D1
http://www.search-document.com/doc/1/10/program-mutu-kehidupan-kerja-dalam-MSDM.html#
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_adp_053954_chapter2.pdf