Senin, 16 Juli 2012

Mutu Kehidupan Kerja Pegawai


MUTU KEHIDUPAN KERJA PEGAWAI
DISUSUN OLEH:
SISKA RAHMADIYANI
DELVI JULIANTI
LESTARI UTAMI
MEGA DEFRITA
MUTIARA FEBRINA FRIANDESS
RAHMA GIA FITRI
RESHANOVIA RABIATUL A
SONIA RAMADA MUSTIKA
DOSEN PEMBIMBING: ANFERI DEVITRA, SKM, MARS
S- I KESEHATAN MASYARAKAT
STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2011/2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Mutu Kehidupan Kerja . Tanpa rida dan kasih sayang serta petunjuk dari- Nya mustahil makalah ini dapat kami rampungkan.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kami pada mata kuliah Manajemen Sumbaer Daya Manusia. Juga harapan kami, dengan dirampungkannya makalah ini, akan mempermudah pembaca untuk mempelajari tentang pentingnya mutu kehidupan kerja pegawai dalam meningkatkan produktivitas.
Sesuai kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, kami mengharapkan saran dan kritik, dari para pembaca, guna kesempurnaan dimasa mendatang.


Bukittinggi,     Juni 2012



Penulis








DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………….. xi
BAB I PENDAHULUAN …………...………………………………………………………….. 1
1.1  Latar Belakang ………………………………………………………………...………… 1
1.2  Tujuan …………………………………………………………………...………………. 2
1.3  Ruang Lingkup ……………………………………………………...…………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ………………….……………………………………………………. 3
2.1  Definisi Mutu Kehidupan kerja ……….………………………………………………… 3
2.2  Ciri- Ciri Mutu Kehidupan Kerja………………………………………………………… 5
2.3  Faktor yang Memprngaruhi Mutu Kehidupan Kerja ……………...…………………….. 6
2.4  Sasaran Mutu Kehidupan Kerja ……………………………………………...………….. 7
2.5  Upaya Peningkatan Mutu Kehidupan Kerja ……………………………….....…………. 8
2.6  Mutu Kehidupan Kerja dan Produktivitas ………………………………………...…….. 8
BAB III PENUTUP ………………………………………………..………………………….. 10
3.1  Simpulan ……………………………………………………………………………….. 10
3.2  Saran …………………………………………………………..……………………….. 10
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………….. 11









BAB I

PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia yang berkualitas dalam suatu organisasi pada saat ini merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diperhatikan. Terlebih lagi ketika tantangan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya yang dirasakan semakin komplek menjadi suatu keharusan memiliki barisan sumberdaya manusia yang handal.
Keinginan organisasi atau perusahaan untuk memiliki keunggulan bersaing menuntut mereka untuk meningkatakan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya, sedangkan kualitas sumberdaya manusia banyak ditentukan oleh sejauh mana sistem yang berlaku sanggup menunjang dan memuaskan keinginan karyawan maupun perusahaan. Untuk mewujudkan sumber yang berkualitas tersebut tidak akan terlepas dari keberhasilan pihak manajemen organisasi untuk menciptakan kondisi Quality of Work Life yang positif.
Dalam kaitannya dengan pencapaian tugas peningkatan SDM, maka peran dari manajemen SDM adalah sangat penting. Melalui manajemen SDM aspek prestasi dapat lebih diarahkan secara efektif dan efisien, khususnya berkaitan dengan tujuan organisasi. Suatu organisasi akan mencapai prestasi tertentu jika organisasi tersebut dapat menciptakan suatu kerja yang dapat memotiviasi individu-individu dan kelompok, serta menumbuhkan kreatifitas dan inisiatif. Suasana kerja sebagaimana tergambar di atas akan menciptakan kualitas kehidupan kerja (Quality of Work Life) yang kondusif bagi tercapainya tujuan organisasi. Logika ini didasarkan bahwa Quality of Work Life seseorang berhubungan dengan beberapa perilaku, baik di dalam maupun di luar pekerjaan. Peningkatan kualitas kehidupan kerja seseorang dapat memberikan positive feeling yang lebih besar, peningkatan komitmen terhadap organisasi, dan  akhirnya peningkatan komitmen, kualitas kehidupan kerja yang akan mengurangi tingkat absensi dan turn over.
Quality of Work Life merupakan suatu bentuk filsafat yang diterapkan oleh manajemen dalam mengelola organisasi pada umumnya dan sumberdaya manusia khususnya. Sebagai filsafat Quality of Work Life merupakan cara pandang manajemen tentang manusia, karyawan dan organisasi. Unsur-unsur pokok dalam filsafat tersebut ialah; kepedulian manajemen tentang dampak pekerjaan pada manusia, efektifitas organisasi serta pentingnya para karyawan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, terutama yang menyangkut pekerjaan, karier, penghasilan dan “nasib” mereka dalam pekerjaan. Sangat penting untuk mengetahui bahwa Quality of Work Life tidak terbatas pada isi suatu pekerjaan akan tetapi “memanusiakan” lingkungan kerja dengan mengakui dan menghargai harkat dan martabat manusia.
Quality of Work Life ( Mutu Kehidupan Kerja ) telah lahir sejak 25 tahun yang lalu. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya keprihatinan, kesehatan, dan produktivitas pekerja di Amerika dan kelompok pekerja otonom di Eropa. Pada tahun 1969- 1973 University of Michigan mengadakan survey kualitas ketenagakerjaan dan pengaruh total pengalaman kerja individu .
Program Quality of Work Life telah dipandang sebagai suatu cara untuk meningkatkan produktivitas serta meningkatkan kualitas output melalui partisipasi serta keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan. Wujud aktual dari terciptanya Quality of Work Life suatu organisasi akan memberikan suasana yang kondusif bagi karyawan.
1.2  TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar kita semua bias memahami pentingnya kualitas kehidupan bekerja dalam kehidupan sehari- hari untuk menunjang produktivitas kita, terutama bagi para pekerja.
1.3  RUANG LINGKUP
Dalam makalah ini penulis mebahas mengenai:
a.       Definisi mutu kehidupan kerja
b.      Faktor yang mempengaruhi mutu kehidupan kerja
c.       Ciri- cirri mutu kehidupan kerja
d.      Upaya peningkatan mutu kehidupan kerja






BAB II
PEMBAHASAN
2.1  DEFINISI MUTU KEHIDUPAN KERJA
Dalam mendefinisikan mutu, ada beberapa pendapat yang berbeda. Berikut definisi mutu menurut para ahli ( Suardi,2003,p.2-3):
a.       Menurut Philip B. Crosby
Mutu adalah kesesuaian dengan persyaratan atau spesifikasi.
b.      W. Edwards Deming
Mutu berarti mencapai penyempurnaan secara terus menerus.
c.       Joseph M. Juran
Mutu adalah kecocokan penggunaan produk terhadap kepuasan pelanggan.
d.      K. Ishikawa
Mutu adalah kepuasan pelanggan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutu ( kualitas ) adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi kepuasan pelanggan sesuai denngan persyaratan ataupun pengharapan pelanggan.
Mutu tak hanya digunakan untuk menentukan kepuasan seseorang terhadap benda, namun mutu juga digunakan untuk menyatakan kepuasan seseorang terhadap jasa/ pelayanan yang diberikan, misalnya mutu kehidupan kerja.
Kualitas kehidupan kerja merupakan suatu konsep atau filsafat manajemen dalam rangka perbaikan kualitas sumber daya manusia yang telah dikenal sejak dekade tujuh puluhan. Pada saat itu kualitas kehidupan kerja diartikan secara sempit yaitu sebagaiteknik manajemen yang mencakup gugus kendali mutu, perkayaan pekerjaaan, suatu pendekatan untuk bernegosiasi dengan serikat pekerja, upaya manajemen untuk memelihara kebugaran mental para karyawan, hubungan industrial yang serasi, manajemen yang partisipatif dan salah satu bentuk intervensi dalam pengembangan organisasional (French et al, 1990 dalam Noor Arifin, 1999).  Dalam perkembangan selanjutnya kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu bentuk filsafat yang diterapkan oleh manajemen dalam mengelola organisasi pada khususnya dan sumber daya manusia khususnya.
Menurut Davis dan Newstom yang dialih bahasakan oleh Agus Dharma ( 1985: 53 ) menyatakan bahwa, “ Kualitas kehidupan kerja mengacu pada menyenangkan tidaknya lingkungan pekerjaan bagi orang- orang. Tujuan pokoknya adalah mengembangkan lingkungan kerja yang baik bagi orang- orang dan produksi. ”
Pendapat lainnya juga diungkapkan oleh Richard E. Walton yang dikutip oleh Stan Kossen (1986: 533) mengemukakan bahwa: “ Quality work of life is a generic phrase that a person’s feeling about ever dimention of security, working condition, organizational,and interpersonal relationship and its instrinstic  meaning in a person life.”
Kutipan di atas menjelaskan bahwa kualitas kehidupan kerja merupakan silah umum yang meliputi perasaan seseorang yang meliputi setiap dimensi dari termasuk di dalamnya upah, kekuntungan, keamanan, kondisi kerja organisasi dan relasi antar individu yang mana semuanya memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang.
Lebih lanjut, Siagian (1996 : 320) menyatakan bahwa, “Sebagai suatu konsep mutu kehidupan berkarya dapat dikatakan sebagai upaya yang sistematis dalam kehidupan organisasional melalui mana para pekerja turut diberi kesempatan untuk menemukan cara mereka bekerja dan yang mereka berikan kepada organisasi dalam rangka menapai tujuan dan berbagai sasarannya.
Menurut Davis dan Newstrom dalam Faozan (2006:13) mengemukakan pandangannya bahawa:
Kualitas kehidupan kerja menghasilkan lingkungan kerja yang lebih manusiawi. Kualitas kehidupan kerjaberupaya memenuhi kebutuhan tingkat tinggi karyawan dan kebutuhan mereka yang lebih pokok. Pendekatan ini berusaha un tuk lebih mendayagunakan keterampilan karyawan dan menyediakan lingkungan yang mendrong mereka untuk lebih meningkatkan keterampilannya. Gagasannya adalah karena karyawan merupakan sumber daya manusia yang perlu dikembangkan, bukan hanya sekedar digunakan.
Kualitas  kehidupan  kerja  juga dapat diartikan sebagai suatu  sistem  pendekatan  pada perencanaan  kerja  dan  menjadikan  pengembangan  didalam  era  peningkatan  kerja yang luas. Kualitas kehidupan kerja tidak hanya suatu pendekatan yang luas terhadap peningkatan  kerja,  tapi  juga  merupakan  suatu  bidang  indisipliner  penelitian  dan tindakan yang menggabungkan psikologi dan sosiologi  industri,  teori organisasi dan pengembangan  motivasi,  serta  teori  kepemimpinan.  ( Dhany Surya Puspita, 2006 ).
Adapun definisi lain dari QWL yaitu suatu cara berpikir tentang orang- orang, pekerjaan dan organisasi. (Lena Ellitan dalam Urgensi QWL dalam Membangun Organisasi Berbasis Keterlibatan : Suatu Tinjauan Konseptual ).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja merupakan hal yang menjadi perhatian yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Kualitas kehidupan kerja diharapkan dapat memberikan dampak yang baik dalam sebuah organisasi terutama dalam menjalin hubungan yang baik dan kerjasama antar indivu dalam organisasi tersebut.

2.2  CIRI- CIRI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA
Ciri- cirri kualitas kehidupan kerja menurut Garry Gesser yang diterjemahkan oleh Dharma (1992:476) mengemukakan bahwa:
a)      Perlakuan yang fair, adil dan sportif terhadap pegawai.
Maksudnya adalah setiap pegawai memiliki hak yang sama, adil dan merata dalam pengembangan dan peningkatan kualitas mereka.
b)      Adanya kesempatan bagi pegawai untuk menggunakan kemampuan secara penuh dan kesemapatn untuk mewujudkan diri yaitu untuk menjadikan mereka merasa mampu untuk meujudkannya.
Maksudnya, setiap pegawai mempunyai hak yang sama untuk menyelesaikan tugas, diberikan pekerjaan khusus dan pendelegasian atas suatu wewenang atau tugas.
c)      Adanya komunikasi yang terbuka dan saling percaya antar individu dalam organisasi.
Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Untuk itu, komunikasi yang baik, sikap terbuka dan rasa saling percaya antar anggota organisasi, baik itu antara atasan dan bawahan atau sebalinya, antara bawahan dengan bawahan, sangatlah pentiing demi menunjang kelancaran kegiatan dalam suatu organisasi.
d)     Setiap pegawai berperan aktif dan mereka mempunyai kesempatan untuk mengambil keputusan penting yang melibatkan pekerjaan mereka.
e)      Kompensasi yang cukup dan adil.
Kehidupan kerja juga dipengaruhi oleh kompensasi yang diberikan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Hal ini juga akan member pengaruh untuk memotivasi pegawai agar meningkatkan kualitas kerjanya.
f)       Lingkungan aman dan sehat.
Kenyamanan dan kesehatan di lingkungan kerja juga sangat diperhatikan. Lingkungan yang sangat tidak kondusif akan member dampak negative terhadap kualitas kehidupan kerja.
Albrecht (1985:81) menyatakan bahwa dari segi kebutuhan, keinginan dan nilai pekerja secara perorangan kualitas kehidupan kerja itu paling sedikit terdiri atas aspek- aspek berikut:
a.       Pekerjaan yang patut dikerjakan, yaitu pekerjaan yang akan memberikan manfaat yang sesuai dengan tujuan organisasi yang mendayagunakan karyawan, baik dari segi kemauan, kemampuan, pengetahuan dan keterampilannya.
b.      Kondisi kerja yang memadai, baik secara fisik maupun psikologis yang akan mempengaruhi kinerja karyawan.
c.       Upah dan keuntungan yang memadai sebagai imbalan atas usaha karyawan.
d.      Jaminan kerja
e.       Supervisi yang positif, yang mendukung dan menyetujui.
f.        Umpan balik atas hasil pekerjaan seseorang
g.      Kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam keterampilan kerja dan pertanggung jawaban.
h.      Kesemapatan untuk wajar maju berasarkan perkembangan.
i.        Iklim sosial yang positif.
j.        Keadilan dan perlakuan yang wajar bagi setiap orang.

2.3  FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA
Banyak hal yang memengaruhi kualitas kehidupan kerja seseorang, baik itu secara internal maupun eksternal. Secara internal misalnya, kualitas kehidupan kerja dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh SDM. Secara eksternal, kualitas kehidupan kerja dapat dipengaruhi oleh iklim sosial di lingkungan kerja serta motivasi dari lingkungan utnuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja itu sendiri.
Menurut V.R Rao yang dikutip oleh Yudo Swasono dan Endang S (1993: 27) mengidentifikasi 4 kondisi yang mempengaruhi kualitas kehidupan kerja:
a)      Security (keamanan), termasuk kesehatan, keamanan kerja dan pertumbuhannya.
b)      Equity (kesamarataan), termasuk kesamaan pendapat pada jenis pekerjaan yang serupa baik di dalam organisasi itu sendiri maupun di dalam organisasi lain, kesamarataan, kesejahteraan, kondisi kerja dan lain- lain.
c)      Pengembanagan individu melalui peningkatan kemampuan, peningkaatan kesamarataan, kesejahteraan, dan lain- lain.
d)     Demokrasi, adanya kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Menurut Richard Walton yang dikutip oleh Stan Kossen (1986:237) mengemukakan faktor utama yang mempengaruhi kualitas kehidupan kerja yaitu:
a.       Kompensasi yang wajar.
b.      Kondisi kerja yang aman dan sehat.
c.       Kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas manusia.
d.      Kesempatan untuk pertumbuhan dan jaminan yang seimbang.
e.       Perasaan termasuk dalam satu kelompok.
f.       Hak- hak karyawan.
g.      Kerja dan ruang kerja keseluruhan.
h.      Relevansi sosial kehidupan kerja.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas kehidupan kerja adalah kebutuhan, keinginan dan nilai- nilai dari pegawai.

2.4  SASARAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA
Menurut Gitosudarmo (2000:56) sasaran dari kualitas kehidupan kerja terdiri atas 4 unsur, yaitu:
a.       Program kualitas kehidupan kerja menciptakan kehidupan kerja yang lebih demokratis di mana setiap orang memiliki suara terhadap sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya.
b.      Mencoba memberikan andi imbalan financial dari organisasi sehingga setiap orang mendapatkan manfaat kerjasama yang lebih besar, produktivitas yang lebih besar, dan profitabilitas yang tinggi.
c.       Mencoba mencari cara untuk menciptakan keamana kerja yang lebih besar dengan meningkatkan daya hidup organisasi dan lebih meningkatakan hak pegawai.
d.      Mencoba meningkatkan pengembangan individu dengan menciptakan kondisi yang mendukung terhadap pertumbuhan pribadi.
Kuliatas kehidupan kerja mengungkapkan pentingnya penghargaan terhadap manusia dalam lingkungan kerjanya. Kualitas kehidupan kerja akan membawa kehidupan kerja pada iklim kerja agar organisasi secara teknis dan manusiawi membawa pada kualitas kehidupan kerja yang lebih baik.

2.5  UPAYA PENINGKATAN MUTU KEHIDUPAN KERJA
Kualitas kehidupan kerja merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi untuk menciptakan, mengembangkan dan memelihara hubungan baik antara manajemen dan para pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemeliharaan hubungan yang harmonis merupakan salah satu aspek penting untuk menciptakan perlakuan yang manusiawi dalam lingkungan kerja.
Para karyawan ingin harkat dan martabatnya diakui, artinya manajemen harus memberikan perhatian yangs serius dalam berbagai aspek sosio- psikologis pekerjaan dan tidak terbatas pada aspek materi dalam berbagai bentuk imbalan terhadap kinerja pegawai.
Hubungan yang baik dengan pegawai ini akan memberikan kepuasan dan kesenangan pegawai terhadap lingkungan kerja, sehingga mereka juga akan berusaha untuk meningkatkan produktivitas mereka dalam bekerja.
Agar mencapai sasarannya, peningkatan kualitas kehidupan pekerja harus melibatkan para pegawai dari berbagai aspek pendekatan. Di samping itu perlu dilakukannya pemerkayaan kerja dengan dibantu lingkungan kerja yang kondusif dan pola komunikasi yang efektif. Bentuk peningkatan kualitas kehidupan kerja yang dapat dilakukan adalah:
a.       Sistem komunikasi kepegawaian
b.      Keterlibatan pegawai
c.       Pemerkayaan pekerjaan
d.      Lingkungan kerja yang kondusif.

2.6  MUTU KEHIDUPAN KERJA DAN PRODUKTIVTAS
Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat berharga,  maka perusahaan bertanggungjawab untuk memelihara kualitas kehidupan  kerja dan membina tenaga kerja agar bersedia memberikan sumbangannya secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan ( Pruijt, 2003 ).
Produktivitas merupakan hal yang menyangkut secara umum hubungan antara hasil nyata maupun fisik atau perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. (Siningan,2008,p.12) . Pada dasarnya, peningkatan produktivitas dapat diperoleh dengan mengoptimalkan  input produksi yang digunakan dengan kondisi  output konstan (jumlah) atau mengoptimalkan jumlah output dengan kondisi input tetap.
Produktivitas dipengaruhi oleh motivasi seseorang dalam bekerja. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja adala kondisi kualitas kehidupan kerja. Kualitas kehidupan kerja yang baik, akan meningkatkan motivasi karyawan, sehingga produktivitas dapat meningkat, seperti yang telah penulis paparkan pada pembahasan sebelumnya.




  



BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Kualitas kehidupan kerja menghasilkan lingkungan kerja yang lebih manusiawi. Kualitas kehidupan kerjaberupaya memenuhi kebutuhan tingkat tinggi karyawan dan kebutuhan mereka yang lebih pokok. Pendekatan ini berusaha un tuk lebih mendayagunakan keterampilan karyawan dan menyediakan lingkungan yang mendrong mereka untuk lebih meningkatkan keterampilannya. Gagasannya adalah karena karyawan merupakan sumber daya manusia yang perlu dikembangkan, bukan hanya sekedar digunakan.
Kualitas kehidupan kerja merupakan hal yang menjadi perhatian yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Kualitas kehidupan kerja diharapkan dapat memberikan dampak yang baik dalam sebuah organisasi terutama dalam menjalin hubungan yang baik dan kerjasama antar indivu dalam organisasi tersebut.
Kualitas kerja itu sendiri dipengaruhi oleh keinginan, harapan dan nilai- nilai yang dimiliki oleh pegawai, dalam upaya mereka untuk ikut terlibat dalam segala aspek dalam organisasi sebagai suatu upaya untuk meningktakan dan mengembangkan produktivitas mereka.
Kuliatas kehidupan kerja mengungkapkan pentingnya penghargaan terhadap manusia dalam lingkungan kerjanya. Kualitas kehidupan kerja akan membawa kehidupan kerja pada iklim kerja agar organisasi secara teknis dan manusiawi membawa pada kualitas kehidupan kerja yang lebih baik.
Kualitas kehidupan kerja yang baik, akan meningkatkan motivasi karyawan, sehingga produktivitas dapat meningkat, seperti yang telah penulis paparkan pada pembahasan sebelumnya.
3.2  SARAN
Setiap organisasi hendaknya mampu mencpatakan kualitas kehidupan kerja yang baik demi mencapai tujuan yang diinginkan.




DAFTAR PUSTAKA
Husnawati, Ari. 2006. Analisis Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Dan Kepuasan Kerja Sebagai Intervening Variabel (Studi Pada PERUM Pegadaian Kanwil VI Semarang). Universitas Diponegoro
Meditek, Vol. 10 No. 27, Januari- April
Sanjaya, Agus Rinda. 2010. Pengaruh Total Quality Management Terhadap Quality Of Work Life Pada Karyawan Dealer Yamaha Mulia Pabelan Kartasura. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
http://www.damandiri.or.id/file/sitimahmodaunairaddbabi.pdf
http://etd.eprints.ums.ac.id/7365/1/B100030260.pdf
http://repository.upi.edu/operator/upload/d_adp_019791_chapter1.pdf
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/mbis/2010/jiunkpe-ns-s1-2010-31406178-16771-banyuwangi-chapter2.pdf
http://www.ukrida.ac.id/jkunukr/jou/fema/2002/jkunukr-ns-jou-2002-na00000199-1358-qwl-resource5.pdf
http://training.umy.ac.id/pluginfile.php/193/mod_folder/content/1/sdm/Quality%2520of%2520Work%2520Life.doc%3Fforcedownload%3D1
http://www.search-document.com/doc/1/10/program-mutu-kehidupan-kerja-dalam-MSDM.html#
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_adp_053954_chapter2.pdf

bahan kimia


PENCEMARAN BAHAN KIMIA DAN EFEKNYA TERHADAP LINGKUNGAN
DAN KESEHATAN
DISUSUN OLEH:
SISKA RAHMADIYANI
MAYA ROSMAIYAR
RANI TRIA SARI
RESHANOVIA RABIATUL A
RIKA NOVITA

DOSEN PEMBIMBING: RAHMI KURNIA GUSTIN, SKM
S- I KESEHATAN MASYARAKAT
STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2011/2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Bahan Kimia dan Efeknya terhadap Lingkungan dan Kesehatan . Tanpa rida dan kasih sayang serta petunjuk dari- Nya mustahil makalah ini dapat kami rampungkan.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kami pada mata kuliah Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Juga harapan kami, dengan dirampungkannya makalah ini, akan mempermudah pembaca untuk mempelajari tentang bahan kimia beserta dampaknya dalam kehidupan.
Sesuai kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, kami mengharapkan saran dan kritik, dari para pembaca, guna kesempurnaan dimasa mendatang.


Bukittinggi,     Juni 2012



Penulis








DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………………………………………………….. xi
BAB I PENDAHULUAN …………...………………………………………………………….. 1
1.1  Latar Belakang ………………………………………………………………...………… 1
1.2  Tujuan …………………………………………………………………...………………. 2
1.3  Ruang Lingkup ……………………………………………………...…………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ………………….……………………………………………………. 3
2.1  Pencemaran ……………………………………………………………………………… 3
2.2  Definisi Lingkungan ……………………………………..……………………………… 4
2.3  Definisi Kesehatan ………………………………………………...…………………….. 4
2.4  Efek Bahan Kimia terhadap Lingkungan …………………………………….………….. 5
2.5  Bahan Kimia dan Kesehatan ………………………………………………...…………. 10
BAB III PENUTUP ………………………………………………..………………………….. 18
3.1  Simpulan ……………………………………………………………………………….. 18
3.2  Saran …………………………………………………………..……………………….. 18
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………….. 19









BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

  Pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpada dan tuntas. Dewasa ini lingkungan hidup sedang menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia umumnya.
Meningkatnya perhatian masyarakat  mulai menyadari akibat-akibat yang ditimbulkan dan kerusakan lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada pemaparan zat kimia terhadap lingkungan.
Kita menyadari karena harus menggunakan bahan kimia di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan sehari- hari, atau karena kita dapat melihat dan mencium bau polusi yang ditimbulkannya di sekitar. Misalnya pada pabrik-pabrik, kilang pengolahan minyak, dan kendaraan bermotor mengeluarkan asap dan gas yang membuat orang batuk dan tersedak. Saluran air di dekat daerah industri dan perkebunan besar seringkali penuh dengan limbah yang jorok dan bau. Daerah produksi minyak, tumpahan bahan kimia, dan tempat pembuangan sampah mengontaminasi air, tanah, dan udara, yang seringkali dapat dilihat dan tercium.
Adakalanya polusi tidak dapat kita lihat atau kita cium. Beberapa bahan kimia dapat berpindah jauh dari tempat di mana bahan kimia itu digunakan. Bahan berbahaya dan beracun (dikenal juga dengan B3 atau  bahan berbahaya dan beracun) tersebut berpindah melalui udara dan air, di dalam makanan yangkita makan, dan di dalam tubuh manusia, binatang, dan ikan. Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam produk-produk biasa seperti botol-botol plastik atau kendaraan bermotor, merupakan sebagian besar dari keseharian kita yang tidak pernah terpikir bagaimana mereka bisa membahayakan kita.
Interaksi manusia dengan lingkungan  hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan  sampai akhir  hidupnya. Hal ini membutuhkan daya dukung lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.
Masalah lingkungan hidup sebenarnya  sudah ada sejak dahulu, masalah lingkungan hidup bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara- negara maju ataupun negara-negara miskin, tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah merupakan masalah dunia dan masalah kita semua.
Keadaan ini ternyata menyebabkan kita betpikir bahwa pengetahuan tentang hubungan antara lingkungan, manusia dan penggunaan zat kimia ini sangat  penting agar dapat menanggulangi permasalahan lingkungan dan kesehatan secara terpadu dan tuntas.

1.2  TUJUAN

Makalah ini dibuat agar kita semua dapat memahami dampak dari penggunaan bahan kimia di lingkungan dan bagi kesehatan kita. Sehingga, baik pembaca maupun penulis dapat bekerja sama dalam meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi.

1.3  RUANG LINGKUP

Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang:
a.       Efek bahan kimi terhadap lingkungan
b.      Efek bahan kimia terhadap kesehatan














BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENCEMARAN

2.1.1  DEFINISI PENCEMARAN
Pencemaran adalah peristiwa penyebaran  bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi dalam lingkungan (keseimbanga lingkungan) baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga dapat mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan meliputi pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah (daratan).
Berdasarkan Undang- Undang Lingkungan Hidup, pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahklu hidup, zat, energy atau komponen llain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun samapi ke tingkat tertentu yang menyebabkan peruntukannya. Bahan yang dapat menyebabkan pencemaran disebut pencemar atau polutan.
2.1.2  BAHAN KIMIA SEBAGAI SUMBER PENCEMARAN
Bahan kimia dapat dijumpai di mana saja dalam lingkungan, dan sama seperti tumbuhan ataupun air. Bahan kimia merupakan salah satu sumber pencemaran di muka bumi ini, baik itu secara langsung ataupun tidak.
Terkadang terlihat jelas bahwa beberapa bahan kimia tidak membahayakan seperti bahan lain, namun jika bahan kimia apapun dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan bahaya bagi lingkungan. Bahan kimia yang seperti ini disebut dengan bahan kimia toksik.
Ada beberapa bahan kimia yang dapat dikatakan sebagai bahan kimi toksik seperti logam berat, pestisida dan sebagainya. Bahan kimia sebagai pencemar dapat bersumber dari alam dan dari kegiatan manusia. Secara alami, bahan kimia sebagai pencemar dapat terbentuk melalui proses seperti letusan gunung berapi. Sedangkan bahan kimia sebagai pencemar dari aktivitas manusia dapat terbentuk melalui kegiatan industri, seperti industri pengolahan minyak, industri pengolahan plastik, maupun dari kegiatan rumah tangga yang menggunakan bahan kimia seperti sabun dan sebagainya.
Berdasarkan wujudnya, bahan kimia terdiri atas :
a.       Bahan kimia padat, contohnya belerang, asbes dan sebagainya.
b.      Bahan kimia cair, contohnya eter, alkohol dan sebagainya.
c.       Bahan kimia gas, misalnya asam sulfida, asam sianida dan sebagainya.

2.2  DEFINISI LINGKUNGAN

Setiap orang selalu berbicara mengenai lingkungan dalam kehidupan sehari. Namun, apabila mereka diberi pertanyaan tentang pengertian lingkungan itu sendiri, mereka akan bingung untuk mendefinisikan dan menjelaskannya.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host, baik benda mati benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang  terbentuk akibat interaksi semua elemen tersebut termasuk host yang lain.
Jadi, segala sesuatu yang ada di sekitar kita disebut dengan lingkungan.

2.3  DEFINISI KESEHATAN

Pada saat berdirinya Organisasi KesehatanDunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan di definisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan." Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme, sering secara implisit manusia. Hanya segelintir publikasi telah difokuskan secara khusus pada definisikesehatan dan evolusi dalam 6 dekade pertama.
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari kehidupan.
Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan, pada Bab 1, Pasal 2 juga dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik), rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Jadi, kesehatan adalah kondisi sempurna baik secara fisik, mental, ekonomi dan sosial sehingga mampu menjadi manusia yang produktif.

2.4  EFEK BAHAN KIMIA TERHADAP LINGKUNGAN

2.4.1  BAHAN KIMIA MEMASUKI LINGKUNGAN
Beberapa bahan kimia beracun menyebar dari sumbernya melalui udara, air, dan makanan, dan melalui barang- barang yang kita gunakan setiap hari seperti plastik, bahan pembersih, dan pestisida. Sebagian dari bahan kimia ini akan tetap tinggal di lingkungan kita untuk jangka waktu lama. Setiap orang di  bumi ini mengidap bahan kimia beracun di dalam tubuhnya.
Bahan kimia beracun terkumpul di dalam lemak manusia, hewan, dan tanaman. Pada saat manusia atau khewan besar (seperti beruang, burung hantu, burung elang, atau ikan besar)  memakan hewan yang lebih kecil seperti ikan atau tanaman, bahan kimia beracun di dalam tubuh mereka berpindah melalui rantai makanan atau jaringan makanan dan terakumulasi di dalam tubuh mereka yang memakannya. Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.


2.4.2  ZAT KIMIA DAN LINGKUNGAN AKUATIK
Kontaminanan yang dapat menimbulkan ancaman terbesar pada lingkungan akuatik adalah air kotor, nutrient berlebih, senyawa organik sisntetis / buatan, logam, hidrokarbon / minyak, dan PAH ( Polysiclic Aromatic Hydrocarbone ). Banyak substansi pencemar yang dapat mempengaruhi lingkungan akuatik dengan toksisitas dan persistensi serta dapat berbioakumulasi dengan lingkungan.
Pemilihan tempat industri atau tempat pembuangan sampah yang salah, limbah toksik pabrik kimia, serta kebiasaan buruk dalam menggunakan bahan kimia dalam kegiatan sehari- hari seperti penggunaan pestisida dalam pertanian dapat mengancam kelangsungan ekosistem akuatik.
Nutrient yang berlebih dalam badan- badan air terutama nitrogen dan sulfur, dapat menyebabkan eutrofikasi danau dan reservoir air karena dapat memicu pertumbuhan tanaman yang berlebih yang dapat mengakibatkan kurangnya kadar oksigen dalam air akibat adanya dekomposisi atau pembususkan.
Dalam industri air digunakan untuk: air proses, air pendingin, air utilitas dan sanitasi, air ketel uap penggerak turbin, dan lain-lain. Air yang telah digunakan  untuk industri tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat mencemari lingkungan, maka terlebih dahulu harus diolah agar sama dengan kualitas air lingkungan. Proses daur ulang air limbah (Water Treatment Recycle Process) adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh industri yang berwawasan lingkungan agar tidak menyebabkan kerusakan di lingkungan akuatik. Karena, seperti yang diketahui, lingkungan industry merupakan salah satu penyumbang bahan kimia terbesar di lingkungan kita.
Secara kimiawi, lingkungan akuatik telah tercemar bahan kimia jika ditemukan bahan kimia di dalam air, radioaktivitas, dan terjadi perubahan Ph air. Beberapa bahan kimia yang dapat menganggu kondisi lingkungan akuatik misalnya:
a.       Bahan buangan anorganik.
Berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme sehingga dapat meningkatkan jumlah ion logam dalam air. Limbah ini berasal dari industry yang melibatkan unsur logam Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca, Mg, Co, misalnya pada industry kimia, elektronika, elektroplating. Ion logam Ca dan Mg menyebabkan air sadah yang mengakibatkan korosi pada alat besi, menimbulkan kerak/endapan pada peralatan proses seperti tangki/bejana air, ketel uap, dan pipa penyalur. Ion logam Pb, As, Hg bersifat racun sehingga air tidak dapat untuk minum.
b.      Bahan buangan cairan berminyak.
Tidak larut dalam air, mengapung dan menutupi permukaan air. Jika mengandung senyawa volatil akan menguap. Terdegradasi oleh mikroorganisme dalam waktu lama. Bahan ini mengganggu karena:
1)      Menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air.
2)      Menghalangi sinar matahari sehingga fotosintesis terganggu.
3)      Ikan di permukaan dan burung air terganggu, bulu burung lengket dan tak bisa mengembang.
4)      Air tak dapat dikonsumsi karena mengandung zat beracun seperti benzena, dan senyawa toluena.
c.         Bahan buangan zat kimia, misalnya:
1)      Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini mengganggu lingkungan karena:
a)      Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH menjadi 10,5 - 11.
b)      Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat membunuh/mengganggu mikroorganisme.
c)      Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.
2)      Bahan pemberantas hama/insektisida. Bersifat racun dan tak dapat/sulit terdegradasi (beberapa minggu sampai beberapa tahun). Insektisida sering dicampur dengan senyawa minyak bumi sehingga permukaan air akan tertutupi minyak.
3)      Zat pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang/penyebab tumbuhnya kangker) dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan pH dalam air. Zat warna mengandung senyawa kimia berbahaya chromogen dan auxsochrome.
d.      Hujan asam
Zat kimia ang dihasilkan oleh hujan asam seperti H2SO3, SO3, dan H2SO4, merupakan bahan yang paling berpengaruh dalam menimbulkan gangguan pada kehidupan akuatik. Lingkungan akuatik sangat sensititf terhadap zat- zat yang ditimbulkan oleh hujan asam tersebut. Asidifikasi danau merupakan salah satu masalah yang mungkin saja terjadi. Jika Ph air dalam suatu kawasan rendah, maka hujan asam akan mengakibatkan kepunahan ikan- ikan yang ada di perairan tersebut.
2.4.3  ­ZAT KIMIA DAN UDARA
Zat kimia yang bebas di udara dapat menyebabkan polusi udara., yang dapat menebabkan perubahan susunan atau komposisi udara. Secara alamiah, zat kimia ang dapat menimbulkan pencemaran udara antara lain debu vulakanik akibat letusan gunung berapi. Namun ada juga beberapa zat kimia di udara yang dihasilkan oleh kegiatan manusia seperti penggunaan pestisida dan asap hasil kegiatan industri.
Beberapa zat kimia ang biasanya mencemari udara antaralain:
a.       Oksida Nitrogen (NOx)
Oksida nitrogen bagi tumbuhan menyebabkan bintik-bintik pada permukaan daun, bila konsentrasinya tinggi mengakibatkan nekrosis (kerusakan jaringan daun), sehingga fotosintesis terganggu. Konsentrasi NO 10 ppm dapat menurunkan kemampuan fotosintesis 60– 70 %. Di udara oksida nitrogen dapat menimbulkan PAN  (Peroxy Acetyl Nitrates) yang dapat menyebabkan iritasi mata (pedih dan berair). PAN bersama senyawa yang lain akan menimbulkan kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog).
b.      Hidokarbon
Pembakaran hidrokarbon menghasilkan panas. Panas yang tinggi menimbulkan peristiwa pemecahan (Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon. Gas hidrokarbon dapat bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet). Padatan hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel. Hidrokarbon bereaksi dengan NO2 dan O2 mengahsilkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates). Campuran PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog) yang dapat merusak tanaman.  Daun menjadi pucat karena selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat.
c.       Efek rumah kaca
Efek rumah kaca dapat merusakkan lapisan  ozon, sehingga sinar ultra violet tidak tersaring. Dapat menyebabkan kanker kulit, suhu bumi naik sehingga tidak nyaman, es kutub mencair sehingga permukaan laut naik.
2.4.4  BAHAN KIMIA DAN LINGKUNGAN DARAT
Salah satu efek yang dapat ditimbulkan oleh zat kimia terhadap lingkungan darat adalah pencemaran tanah. Tanah/daratan dapat mengalami pencemaran jika ada bahan asing baik bersifat organik maupun anorganik yang berada di permukaan  tanah yang menyebabkan tanah menjadi rusak dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia, baik untuk pertanian, peternakan, kehutanan, maupun untuk pemukiman.
Tanah tercemar akibat:
a.       Faktor internal, yaitu peristiwa alam seperti: letusan gunung berapi yang memuntahkan  debu, pasir, batu, dan bahan volkanik lain yang menutupi dan merusak daratan/permukaan tanah.
b.      Faktor eksternal, yaitu karena ulah dan aktivitas manusia. Limbah yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia disebut anthropogenic pollutans, seperti kegiatan pertanian yang dapat mengurangi kesuburan tanah.
Biasanya, komponen yang dapat menyebabkan pencemaran tanah meliputi kertas 4%, limbah bahan makanan 21 %, gelas 12 %, besi 10 %, plastik 5 %, kayu 5 %, karet dan kulit 3 %, kain/serat tekstil 2 %, aluminium dan logam lain 1 %. Perbandingan bahan organik dan  anorganik 70 % : 30 %. Bahan  organik akan terdegradasi oleh mikroorganisme, bahan anorganik tidak/susah terdegradasi. Bahan anorganik berbahaya misalnya bahan kimia beracun yang dibuang bersama limbah industri, limbah pertambangan seperti logam berat dan logam radioaktif. Bila air membawa limbah mengalir ke sungai, danau atau sawah maka tanah akan teraliri, sehingga akan terkontaminasi bahan-bahan kimia. Tanah menjadi jelek dan tumbuhan atau binatang  air akan menderita. Bahan-bahan itu akan terkontaminasi dalam tumbuhan dan hewan, dan akhirnya akan sampai pada manusia.

2.5  BAHAN KIMIA DAN KESEHATAN

Bahan kimia beracun dapat membahayakan atau menimbulkan masalah kesehatan pada seseorang atau tidak. Dampak kesehatan akan tergantung pada banyak hal:
a.       Jenis dan jumlah bahan kimia yang terpapar
b.      Berapa lama seseorang terpapar
c.       Usia, berat badan, tinggi badan dan jenis kelamin
d.      Kondisi umum kesehatannya pada saat terpapar       
Ancaman kesehatan dari bahan kimia beracun sangat berbahaya  pada saat tubuh kita sedang tumbuh atau sedang berubah dengan cepat, seperti:
a)      Ketika janin sedang terbentuk di dalam kandungan
b)      Ketika seorang anak masih kecil dan sedang tumbuh dengan cepat
c)      Ketika tubuh seorang remaja sedang berubah dengan cepat
d)     Ketika tubuh seorang tua melemah dan kurang mampu menyaring racun
Dampak kesehatan bahan kimia beracun pada seseorang dapat sangat parah, seperti bayi lahir cacat atau kanker. Dampak lainnya mungkin lebih sulit dideteksi, seperti kesulitan belajar, pertumbuhan yang lambat, alergi, sulit mendapatkan anak, dan beberapa penyakit lainnya.
Seringkali sulit ditetapkan apakah gejala penyakit seseorang disebabkan atau diperburuk oleh bahan kimia beracun. Meski bahan kimia beracun telah terbukti menyebabkan timbulnya beberapa jenis penyakit berbeda, namun untuk membuktikan bahwa suatu penyakit disebabkan oleh suatu bahan kimia tertentu sulit sekali mengingat bahwa kita terpapar oleh begitu banyak bahan kimia. Tetapi beberapa penyakit sering timbul di tempat-tempat di mana orang terus-menerus terpapar oleh bahan kimia beracun.
2.5.1  BAHAN KIMIA YANG MEMBEBANI TUBUH
Sebagian bahan kimia akan cepat menghilang dari tubuh seseorang setelah terpapar, namun sebagian lagi tetap tinggal di dalam lemak, darah, atau tulang untuk jangka waktu lama. Sebagai contoh, arsenik biasanya tinggal di dalam tubuh selama 3 hari setelah seseorang terpapar satu kali. Bahan kimia lainnya seperti pestisida DDT (lihat halaman 150) dapat tinggal di dalam tubuh selama 50 tahun atau lebih. Bahan kimia yang membebani tubuh adalah jumlah bahan kimia beracun yang setiap saat ada di dalam tubuh manusia.
Adanya bahan kimia ini di dalam tubuh kita bukan berarti kita akan sakit. Beberapa orang bisa sakit walaupun mereka mengidap sedikit bahan kimia beracun di dalam tubuh mereka, sementara orang lain yang mengidap banyak bahan kimia dalam tubuhnya bisa saja tidak sakit.
Anak-anak seringkali mempunyai bahan kimia beban tubuh yang lebih besar dibanding orang dewasa. Meskipun waktu terpaparnya mereka lebih pendek mengingat umurnya, namun tubuh mereka belum mengembangkan cara melindungi diri dari racun atau membuang racun dari dalam tubuh.
Ada banyak sekali bahan kimia di dalam lingkungan kita sehingga kita tidak tahu lagi yang mana yang memapar kita atau bagaimana campuran bahan kimia itu mempengaruhi kita. Campuran bahan kimia ini menyulitkan kita melacak masalah kesehatan seseorang yang diakibatkan oleh paparan bahan kimia. Dalam banyak kasus, campuran beberapa bahan kimia akan lebih merusak dibanding bila bahan kimia itu berdiri sendiri-sendiri.
Para ilmuwan mempelajari masing-masing bahan kimia itu untuk melihat bagaimana dampaknya pada kesehatan seseorang. Tetapi beberapa produk kimia seperti produk-produk pembersih, bahan pencelup, plastik, cat, dan lem, terdiri  dari campuran beberapa bahan kimia. Sebagai contoh, cat mengandung bahan pelarut, bahan pewarna, dan bahan-bahan lainnya. Bahan pelarut adalah penyebab satu set gangguan kesehatan dan bahan pewarna menyebabkan penyakit yang lain. Campuran keduanya akan menimbulkan set ke 3 pada gangguan kesehatan termasuk penyakit yang tidak dapat ditimbulkan bila bahan kimia itu berdiri sendiri. Sebagian besar limbah industri seperti asap yang berasal dari cerobong asap atau limbah bahan kimia yang dibuang di saluran air, adalah juga campuran dari beberapa bahan kimia.
2.5.2  BAHAN KIMIA DAN ANAK- ANAK
Bagi anak-anak, terutama bayi, bahan kimia dapat lebih mudah menggangu kesehatannya daripada orang dewasa.
a)      Anak kecil lebih dekat dengan tanah dan lebih mungkin untuk memakan, menghirup, atau menyentuh bahan kimia yang melayang di dekat mereka atau yang dipungut dari permukaan tanah.
b)      Anak-anak bernapas lebih cepat dari orang dewasa dan lebih mudah sakit akibat polusi udara.
c)      Anak-anak seringkali memasukkan tangan, mainan, dan benda-benda lainnya ke dalam mulut, dengan demikian kemungkinan besar memakan benda-benda yang dapat membahayakan mereka.
d)     Beberapa organ tubuh orang dewasa yang berfungsi melindunginya dari ancaman racun, belum berkembang penuh pada bayi dan anak-anak.
e)      Organ-organ tubuh seorang bayi yang sedang tumbuh lebih peka terhadap ancaman yang timbul dari bahan kimia.
Berbagai efek kesehatan yang ditimbulkan oleh zat kimia terhadap anak bias datang kapan saja. Ketika tubuh anak-anak sedang tumbuh dan berubah dengan cepat – selama dalam kandungan, masa kanak-kanak, dan masa remaja – bahkan jumlah bahan kimia yang sangat sedikit pun dapat menyebabkan perubahan yang berbahaya dan permanen pada tubuh anak-anak.
a.      Sebelum Pembuahan
Jika sistem reproduksi atau gen dari ibu atau ayah rusak akibat bahan kimia, maka bayi mereka akan terpengaruh walaupun  paparan terjadi sebelum kehamilan.
b.      Di dalam kandungan
Bahan kimia yang sudah ada di dalam tubuh seorang ibu dapat disalurkan pada bayinya yang sedang berkembang selama masa kehamilan. Sebagai contoh, seorang wanita yang sudah terpapar oleh timbal sejak masa kecilnya masih menyimpan timbal di dalam tulang-tulangnya. Ketika ia hamil, timbal itu disalurkan kepada  bayi di dalam kandungannya.
Banyak bahan kimia beracun yang dapat masuk ke tubuh seorang wanita hamil, seperti PCB, timbal, dan merkuri, dapat berpindah beban pada janin yang sedang tumbuh melalui plasenta dan akhirnya membahayakan janin.
Merokok, obat-obatan dan alkohol juga bisa membahayakan bayi yang ada dalam rahim dan harus pula dihindari selama masa kehamilan.
c.       Dari Lahir sampai Usia 2 Tahun
Kulit dan sistem pencernaan bayi memungkinkan lebih banyak bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh bayi. Beberapa bahan kimia yang memapari tubuh ibu akan terkumpul pula di dalam air susu ibu (ASI) dan disalurkan kepada bayinya saat menyusui. Racun juga dapat masuk ke tubuh bayi melalui air campuran susu bubuk formula yang sudah terkontaminasi. ASI tetap merupakan makanan terbaik untuk bayi. Daripada tidak menyusui demi menghindari masuknya bahan kimia berbahaya ke tubuh bayi, para ibu dianjurkan untuk menjaga agar bahan kimia beracun tidak masuk ke ASI. Bayi dan balita sering memasukkan apa saja ke dalam mulutnya. Hal ini memudahkan mereka menelan bahan yang berbahaya.
d.      Usia 2 sampai 12 Tahun
Ketika anak-anak mulai pergi ke kelompok bermain atau taman kanak-kanak, ada kemungkinan mereka terpapar oleh banyak bahan kimia baru, contohnya, jika halaman sekolahnya disemprot dengan pestisida. Anak-anak yang bekerja menyemir sepatu, memulung di tempat pembuangan sampah, atau dengan cara-cara lainnya untuk mencari uang sering terpapar oleh beberapa bahan kimia beracun. Selain menyebabkan sakit, racun dapat pula mengganggu kemampuan anak-anak belajar.
e.       Usia 12 sampai 18 Tahun
Masa remaja adalah masa di mana pertumbuhan fisik terjadi sangat cepat dan perubahan yang disebabkan oleh hormon. Paparan racun secara serius dapat mengancam kemampuan seseorang untuk nantinya mempunyai anak-anak yang sehat.


2.5.3  EFEK BAHAN KIMIA TERHADAP KESEHATAN
A.    CACAT LAHIR
Cacat lahir disebabkan oleh rusaknya gen seseorang. Mengingat bahwa gen diturunkan dari orangtua kepada anak-anaknya maka kerusakan akibat bahan kimia beracun dapat mempengaruhi bukan saja orang yang terpapar oleh racun tetapi juga anak-anak orang itu dan keturunan dari anak-anaknya. Tidak semua cacat lahir disebabkan oleh bahan kimia beracun, tetapi cacat lahir umum ditemukan di daerah di mana terdapat industri yang menggunakan atau menghasilkan bahan kimia beracun atau limbah. Cacat lahir ada beberapa tahap, ada yang sangat lunak (seperti tanda lahir) dan ada yang sangat parah (misalnya otak yang tidak berkembang).
B.     MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI
Bahan kimia beracun dapat merusak kemampuan kita melahirkan anak yang sehat. Masalah kesehatan reproduksi bukan saja mempengaruhi wanita untuk dapat melahirkan anak dalam usia produktif, tetapi dapat pula mempengaruhi laki-laki dan wanita setiap saat dalam hidup mereka.
Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan keguguran atau sterilitas (ketidakmampuan mempunyai anak) pada laki-laki atau wanita. Hal ini dapat terjadi melalui kelenjar hormon-hormon, yakni bahan kimia alami yang dibuat oleh tubuh untuk mengendalikan pertumbuhan dan proses- proses lainnya seperti proses datang bulan pada wanita dan reproduksi. Bahan-bahan kimia lainnya bertindak menyerupai hormon ketika bahan kimia tersebut berada di dalam tubuh kita. Mereka dapat mengacaukan sistim hormon alami kita dengan cara mengirimkan sinyal palsu. Karena itulah bahan kimia yang demikian sering disebut sebagai pengacau hormon.
C.    ENDOMETRIOSIS
Endometriosis merupakan penyakit serius yang menyebabkan dinding kandungan tumbuh  di luar kandungan. Tak ada yang mengetahui dengan pasti apa penyebab endometriosis. Tetapi karena penyakit ini banyak ditemukan di daerah industri dan tempat-tempat dengan  tingkat polusi tinggi, maka disimpulkan bahwa salah satu penyebabnya adalah polusi industri. Endometriosis bisa sangat menyakitkan dan dapat pula membuat seorang wanita sulit hamil.
D.    MASALAH PERNAPASAN
Polusi udara yang timbul dari pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak, diesel, dan gas alam) dapat menyebarkan bahan kimia beracun dan partikel- partikel yang berbahaya, seperti jelaga dan asap, ke udara yang kita hirup. Polusi udara  dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, tiga juta orang per tahun mati karenanya.
Polusi udara terdiri atas 2 bagian besar, yakni gas beracun yang disebut ozon dan partikel-partikel halus. Partikel-partikel halus merupakan bagian terkecil dari jelaga, asap, logam, bahan kimia, debu, air dan karet dari ban. Semakin kecil ukuran partikel akan semakin berbahaya, karena mereka dapat masuk ke bagian terdalam dari paru-paru. Paparan dari partikel-partikel halus ini dapat menyebabkan serangan asma dan bronkitis, dan meningkatkan gejala demam, flu, dan infeksi pernapasan lainnya. Ozon dapat merangsang iritasi yang parah, mempersempit jalan napas seseorang, memaksa paru-paru bekerja lebih keras, dan memperburuk masalah paru-paru. Selain itu dapat juga menyebabkan sakit kepala, sesak napas, nyeri dada, mual, dan kelelahan, serta membuat seseorang lebih peka terhadap infeksi paru-paru, seperti tuberkulosis atau pneumonia.
Udara yang berasap atau kotor hampir selalu menyebabkan mata berair, tenggorokan kering, batuk, atau sesak napas. Tingkat polusi udara yang tinggi dapat pula mengganggu paru-paru. Polusi memperburuk penyakit jantung atau paru-paru yang sudah bermasalah, hingga menyebabkan jantung dan paru-paru bekerja lebih keras untuk mensuplai oksigen ke dalam tubuh, mengakibatkan kesulitan bernapas, kelelahan dan sakit dada.
Paparan polusi udara dalam jangka panjang  dapat menyebabkan:
1)      Paru-paru lebih cepat menua.
2)      Mengidap penyakit paru-paru kronis seperti asma, bronkitis kronis, paru- paru bengkak, dan kanker paru-paru.
3)      Orang lebih cepat mati, kerap kali karena serangan jantung atau tekanan darah tinggi.
Polusi udara paling berbahaya bagi mereka yang sudah bermasalah dengan jantung atau berpenyakit paru-paru, perempuan hamil, anak-anak di bawah 14 tahun di mana paru-parunya sedang berkembang, dan mereka yang bekerja atau berlatih dengan keras di luar rumah.

E.     MASALAH SARAF
Beberapa bahan kimia beracun dapat merusak sistem saraf kita. Kerusakan pada saraf akan menyebabkan kebingungan, hilang ingatan, kejang, dan masalah lain yang berkaitan dengan otak. Kerusakan syaraf dapat pula mengarah pada rusaknya saraf perasa dan mencium bau, mati rasa, dan kehilangan keseimbangan serta kesulitan berjalan. Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian. Bahan pelarut biasanya digunakan untuk membersihkan pelumas seperti aceton, benzena, terpentin, dan bensin, merupakan racun bagi sistem syaraf.
F.     MASALAH KULIT
Penyebab utama kerusakan kulit dan penyakit kulit adalah dari bahan kimia yang digunakan di tempat kerja. Orang juga mengalami ruam, melepuh, dan luka bakar parah akibat paparanpolusi udara yang beracun karena air dari limbah kimia industri atau pertanian.
G.    KEPEKAAN TERHADAP ZAT KIMIA ( MULTIPLE CHEMICAL SENSITIVE ( MSC ) )
Bagi sebagian orang efek dari beberapa bahan kimia atau paparan dari satu bahan kimia dapat menyebabkan penyakit yang disebut kepekaan terhadap beberapa bahan kimia (multiple chemical sensitivity=MCS) atau penyakit yang ditimbulkan oleh kondisi lingkungan. Penderita MCS bereaksi kuat terhadap racun-racun yang umum terdapat dalam cat, minyak wangi, mobil dan bahan- bahan bangunan.
Tanda-tanda MCS antara lain pilek, mata gatal, sakit kepala, tenggorokan gatal, sakit telinga, sakit di kulit kepala, linglung atau ngantuk, denyut jantung yang cepat, masalah perut, mual, kram perut, diare, dan sakit persendian.Karena orang memperlihatkan gejala MCS yang berbeda-beda banyak petugas kesehatan yang tidak percaya bahwa itu betul-betul penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia. Sebaliknya, mereka menganggap itu disebabkan oleh tekanan emosional. MCS juga sering disalahartikan dengan alergi, sementara ini berbeda dari alergi dengan beberapa alasan :
1)      Gejalanya muncul setiap kali orang tersebut terpapar oleh bahan kimia.
2)      Efeknya jangka panjang (kronis) dan tidak musiman.
3)      Gejalanya muncul walaupun sedikit terpapar.
4)      Gejalanya menghilang ketika gejala pemicunya dipindahkan atau dibuang.
5)      Gejalanya muncul jika terpapar bahan-bahan lain (misalnya cat dan minyak wangi, atau plastik dan asap rokok).



















BAB III
PENUTUP
3.1  SIMPULAN
Pencemaran adalah peristiwa penyebaran  bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi dalam lingkungan (keseimbanga lingkungan) baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga dapat mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan meliputi pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah (daratan).
Pencemaran dapat dihasilkan oleh bahan kimia yang berada di lingkungan sekitar. Bahan kimia dalam jumlah yang berlebih dapat menebabkan polusi air, udara dan tanah. Selain itu, bahan kimia toksik ini juga dapat mengganggu kesehatan, antara lain dapat menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan kulit, gangguan reproduksi, dan sebagaunya.
3.2  SARAN
Lingkungan yang perlu dilestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikan keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat kehidupan. Dampak negatif yang muncul berupa  penyakit yang merugikan pada manusia seperti penyakit pernafasan dan lain-lain.
Pengendalian terhadap bahan kimia berbahaya juga harus dilakukakn dengan lebih tegas lagi.









DAFTAR PUSTAKA
Bahan Kimia Beracun       
Kimia Lingkungan
Taringan, Lina. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Widyastuti, Palupi. 2005. Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan. Jakarta : EGC