GARIS- GARIS BESAR
PROGRAM PEMBELAJARAN KESEHATAN

OLEH:
DOSEN PEMBIMBING:
ZULFARDI DARUSSALAM, S.Pd, M.Pd
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2012-2013
GARIS- GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Fokus Kegiatan : Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi
Deskripsi Singkat : Imunisasi merupakan usaha memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang
dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan.
Kompetensi
Utama : Memberikan
penyuluhan kepada ibu- ibu yang memiliki bayi dan balita agar mereka mau
membawa bayinya untuk melakukan imunisasi.
CONTOH
GBPP PROGRAM KESEHATAN
NO
|
KOMPETENSI PENDUKUNG
|
PENGALAMAN BELAJAR
|
MATERI
|
METODA
|
MEDIA
|
EVALUASI
|
![]()
2.
3.
4.
5.
|
1. Definisi imunisasi
2. Tujuan imunisasi
![]()
3. Penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
![]()
4. Jenis imunisasi
![]()
5. Cara kerja imunisasi melawan
penyakit
|
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Diskusi
Ceramah
|
1.
Definisi
Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi
dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin
adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan.
2.
Tujuan
Imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan
meningkatkan derajat imunitas, memberikan proteksi imun dengan menginduksi
respons memori terhadap patogen tertentu / toksin dengan menggunakan preparat
antigen non-virulen/non-toksik. Kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor di antaranya terdapat tingginya kadar antibodi
pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara
pemberian imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut
akan tergantung dari faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh
dapat diharapkan pada diri anak.
3.
Penyakit
yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
a)
Polio
b)
Campak
c)
Gondongan
d)
Rubella
(campak Jerman)
e)
Difteria
f)
Tetanus
g)
Batuk
rejan
h)
Meningitis
i)
Cacar
air
j)
Hepatitis
B
4.
Jenis
Imunisasi
a) Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian zat sebagai
antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga
tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons
seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila
benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi
aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :
1) Antigen merupakan bagian dari
vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam
infeksi buatan dapat berupa poli sakarisa, toksoid atau virus dilemahkan atau
bakteri dimatikan
2) Pelarut dapat berupa air steril
atau juga berupa cairan kultur jaringan
3) Preservatif, stabilizer, dan
antibiotika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus
untuk stabilisasi antigen.
4) Adjuvan yang terdiri dari garam
aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.
b) Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat
(immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi
yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk
mngatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Dalam pemberian imunisasi pada
anak dapat dilakukan dengan beberapa imunisasi yang dianjurkan antara lain:
1)
BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit
TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan
dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi
BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC Milier (pada
seluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin
yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian
imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada
umur 0-11 bulan (umumnya 2 bulan), akan tetapi pada umumnya diberikan pada
bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudian cara pemberian imuniasi BCG melalui
intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah
suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi
panas.
2)
Imunisasi DPT ( Diphteri, Pertusis, dan Tetanus )
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit difteri.Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang
mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan
tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat antibody (toksoid). Frekwensi
pemberian imunisasi DPT adalah 3 kali,dengan maksud pemberian pertama
zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin
dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti,kedua dan ketiga terbentuk
zat anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur 2 – 11
bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT melalui
intramuskuler. Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan efek
berat,efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri pada tempat
penyuntikan,demam sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang
lebih empat jam,kesadaran menurun,terjadi kejang, enselopati, dan shock.
3)
Imunisai Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada
anak.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian
imunisasi polio adalah empat kali.Waktu pemberian imunisasi polio pada umur
0-11 bulan dengan interval pemberian 4 minggu. Cara pemberian imunisasi polio
melalui oral.
4)
Imunisasi Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat
menular.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.Frekuensi
pemberian imunisasi campak adalah satu kali.Waktu pemberian imunisasi campak
melalui subkutan kemudian efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada
tempa suntikan dan panas.
5)
Imunisasi Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk
cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu pemberian
imunisasi hepatitis B pada umur 0 – 11 bulan. Cara pemberian imunisasi
hepatitis ini adalah intramukular.
6)
Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, dan Rubela )
Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau
mencegah terjainya penyakit campak (measles), gondong, parotis epidemika
(mumps) dan rubella (campak jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang
dipakai adalah virus campak strain Edmonson yang dilemahkan, virus rubella
strain RA 27/3 dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi usia
di bawah 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibody
maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan
imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4- 6 bulan atau 9-11 bulan
dan boster dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.
7)
Imunisasi Tiphus Abdominalis
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit tifus abdominalis, dalam persendiannya khususnya di
Indonesia terdapat tiga jenis vaksin tifus abdominalis di antaranya kuman
yang dimatikan, kuman yang dilemahkan ( vivotif,berna) dan antigen capsular
Vi polysaccharide ( Typhim Vi, Pasteur Meriux ). Pada vaksin kuman yang dimatikan
dapat diberikan untuk bayi 6-12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan
2-12 tahun adalah 0,5 ml, pada imunisasi awal dapat diberikan sebanyak 2 kali
dengan interval empat minggu kemudian penguat setelah satu tahun kemudian.
Pada vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul enteric
coated sebelum makan pada hari 1,2,5, pada anak di atas usia 6 tahun dan pada
antigen capsular diberikan pada usia di atas dua tahun dan dapat diulang tiap
3 tahun.
8)
Imunisasi Varicella
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit varicella (cacar air).Vaksin varicella merupakan virus
hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan. Pemberian vaksin
varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropic
dan bila di atas usia 13 tahun dapat diberikan dua kali suntikan dengan
interval 4-8 minggu.
9)
Imunisasi Hepatitis A
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian imunisasi ini dapat diberikan pada
usia diatas dua tahun. Untuk imunisasi awal dengan menggunakan vaksin Havrix
(isinya virus hepatitis A strain HM175 yang inactivated) dengan 2 suntikan
dengan interval 4 minggu dan boster pada enam bulan kemudian dan apabila
menggunakan vaksin MSD dapat dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0,6 dan
12 bulan.
10) Imunisasi HiB (Haemophilus
Influenzae Tipe B)
Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah
terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida
murbi (PRP : purified capsular polysaccharide) kuman H. Influenzae tipe B.
Antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein-protein lain
seperti toksoid tetanus (PRP-T),toksoid dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau
dengan kuman menongokokus (PRP-OMPC). Pada pemberian imunisasi awal dengan
PRP-T dilakukan dengan tiga suntikan dengan interval 2 bulan kemudian vaksin
PRP OMPC dilakukan dengan 2 suntikan dengan interval 2 bulan kemudian
bosternya dapat diberikan pada usia 18 bulan.
5.
Cara
Kerja Imunisasi Melawan Penyakit
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan
antibodi terhadap mikroorganisme tertentu tanpa menyebabkan seseorang sakit
terlebih dahulu. Vaksinasi, zat yang digunakan untuk membentuk imunitas
tubuh, terbuat dari mikroorganisme ataupun bagian dari mikroorganisme penyebab
infeksi yang telah dimatikan atau dilemahkan, sehingga tidak akan membuat
penderita jatuh sakit. Vaksin kemudian dimasukan kedalam tubuh yang biasanya
melalui suntikan. Sistem pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi terhadap
vaksin yang dimasukan ke dalam tubuh tersebut sama seperti apabila
mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara membentuk antibodi. Antibodi
kemudian akan membunuh vaksin tersebut layaknya membunuh mikroorganisme yang
menyerang tubuh. Kemudian antibodi akan terus berada di peredaran darah
membentuk imunitas. Ketika suatu saat tubuh diserang oleh mikororganisme yang
sama dengan yang terdapat di dalam vaksin, maka antibodi akan melindungi
tubuh dan mencegah terjadinya infeksi
|
Langsung
|
Laptop
Proyektor
Sound system
Leaflet
Gambar
|
Data balita dan bayi yang ikut
imunisasi dari posyandu- posyandu
|